Get Gifs at CodemySpace.com

Rabu, 17 Juli 2013

Atap dan Saya



Tahukah kawan? Beberapa malam terakhir ini, bulan terlihat begitu cantik, meski terlihat agak malu-malu menampakkan wajah indahnya sedikit demi sedikit . Saat hati dan pikiran terasa lelah, maka melihat sinar indahnya yang sendu akan menjadikan hati ini mak chesss…!!! Sejuuukkk, dingiiin…. (lebay mode on). Baiklah, cukup untuk edisi lebayisme, hehe. Sebenarnya saya teringat masa itu, masa di saat saya suka sekali sendirian menatap, menikmati rembulan dan bintang di atas sana.

Masa SMA. Pada masa ini, saya sudah belajar untuk hidup jauh dari orang tua (baca : ngekos). Kos yang saya tempati ini memiliki dua lantai. Lantai satu berisi ruang tamu, kamar, dapur, dan kamar mandi. Sedangkan lantai dua hanya digunakan untuk menjemur pakaian. Lantai dua menjadi tempat favorit anak-anak kos. Kok bisa????

Inilah poin dari cerita saya. Di lantai dua tidak ada fasilitas apapun selain tempat tak beratap untuk menjemur baju, sehingga tiap hujan turun anak-anak kebingungan mengangkat jemuran yang belum kering dan memindahkannya ke tempat yang dirasa aman. Ketika sore ataupun pagi hari, saya sering memanfaatkan tempat ini untuk menyendiri. Saat suasana sore yang cerah, saya sering duduk di atas genteng, selalu memilih bagian genteng yang paling puncak untuk membaca buku pelajaran. Yeaahh, tentu saja saya membaca buku itu karena akan ada ulangan harian, hehe. Selain membaca buku, terkadang saya memanfaatkan tempat ini sebagai pelepas lelah atas kesibukan hari itu. Menikmati semilirnya angin sore yang sepoi-sepoi sambil melihat gumpalan awan putih yang bergerak perlahan, burung-burung yang beterbangan dan sesekali hinggap di atap rumah tetangga, ataupun kucing-kucing tetangga yang saling berkejaran di atap rumah berebut makan sore mereka, cukup membuat hati ini damai. Terkadang saya pun sering melamun dan berandai-andai di saat seperti ini.


Kawan, di tempat ini saya tak bisa memandang halaman di depan kos saya karena terhalang sebagian atap. Mata saya pun tanpa diperintah selalu tertarik memperhatikan balkon kos teman yang berada di Gang Arjuna IV ataupun V. Sementara itu kos saya  berada di Gang Arjuna III. Masing-masing dari gang-gang itu, ada sebuah kos yang juga memiliki lantai lebih dari satu dan otomatis lantai puncak digunakan untuk tempat menjemur baju anak-anak kos. Berbeda dengan kos saya, balkon mereka memiliki atap. Itulah yang membuat saya terkadang merasa iri, hihi. Bagaimana tidak, anak-anak kos di sana tak perlu cemas ketika hujan turun dan baju-baju masih tergantung karena belum kering. Baju-baju itu tak akan basah terkena air hujan dan tentu saja, tak akan bau amis oleh air hujan. Sementara di tempat saya?? Bersyukur kalau saat hujan kami sedang berada di kos, baju-baju masih bisa diselamatkan. Lha kalau hujan turun saat kami sedang di sekolah??? Nah lhoooo, nggak ada yang akan menyelamatkan baju-baju kami dan bersiap-siaplah untuk menerima bau amis yang akan bersemayam dalam baju-baju tersebut, hehe. Namun, itu semua tidaklah membuat kami lantas kecewa dan iri hati terus-menerus terhadap kos-kos tersebut. Hal yang menyenangkan adalah ketika saya (terkadang juga bersama teman) melihat penghuni kos di balkon-balkon itu. Biasanya kami sama-sama sedang menjemur baju ataupun mengambil baju yang telah kering. Kontan kami pun langsung berteriak, saling menyapa, memanggil nama sambil melambai-lambaikan tangan tanpa peduli tetangga kos yang mungkin sedang menggerutu mendengar teriakan berisik kami. Hahaha, menyenangkan sekali bisa saling menegur di atas atap yang terpisahkan oleh atap rumah-rumah orang lain. Selain itu, aktivitas yang biasa saya lakukan di atas genteng ini adalah menyanyi bersama teman-teman satu kos sambil mendengarkan radio butut yang memutarkan lagu-lagu khas anak remaja SMA. Terkadang, penyiar yang bertugas adalah guru Bahasa Indonesia kami, namanya Pak Sunardi. Nama kerennya di radio yaitu Imam Papandayan.

Atap kos saya tidak hanya enak untuk dinikmati di pagi ataupun sore hari. Malam hari juga menjadi waktu yang tepat untuk menikmati tempat ini. Saat lelah mengerjakan PR, lelah membaca buku, ataupun malas menonton acara TV, saya sering memilih untuk naik ke atap, duduk di ‘singgasana’ sambil menatap, menikmati indahnya bulan yang memantulkan sinar cantiknya ditemani ribuan bintang-bintang dengan kerlap-kerlip cahayanya. Sesekali kulihat satu sumber cahaya yang bergerak sendirian dan ternyata itu merupakan lampu dari pesawat terbang yang kebetulan lewat. Suasana seperti ini benar-benar membuatku sangat terhibur. Pernah suatu saat, ketika waktu itu sedang dibicarakan bahwa akan ada planet Mars yang bisa terlihat dengan mata telanjang kita, saya pun langsung bergegas naik ke atap kos. Kata teman dekat saya, jika saya melihat bintang yang cahayanya terlihat paling terang , maka itulah planet yang dimaksud. Entahlah, saya tidak tahu apakah itu benar ataupun tidak. Yang saya rasakan hanya bahagia setiap melihat bintang-bintang dan juga rembulan yang menggantung dengan cantik di birunya langit di atas atap kos saya. Tuhan, saya ingin kelak masih bisa menikmati indahnya sinar rembulan dan juga bintang-bintang bersama orang yang saya sayang, yang setiap bersama, kami selalu merasakan kebahagiaan. Kebahagiaan dalam menikmati keindahan karya agungMu Yaa Rabb…

2 komentar:

  1. Waah... aku kangen kosan SMA juga... :D Aku gang arjuna brapa yo? *Lupa*

    BalasHapus
  2. hahaha...
    kalau nggak salah gang arjuna IV ninaaa.... :D

    BalasHapus

Silahkan sahabat memberikan saran,komentar, ataupun kritik. Namun, ingat yaaa, tetap jaga kesopanan ^_^