Mawaddah. Hmm, mendengar kata sakti ini,
pasti terbayang dalam pikiran kita tentang sebuah pernikahan #eh. Namun, jangan
salah sangka dulu, sebuah kata yang memiliki makna kasih sayang ini bukanlah
seperti yang teman-teman pikirkan. So, apa sih Mawaddah itu??
Yuppp, Mawaddah adalah salah satu kos binaan dari Fakultas Pertanian (FP) UNS yang diperuntukkan bagi mahasiswi UNS, khususnya mahasiswi muslim FP UNS. Selain Mawaddah, ada juga Hamasah dan Al Falah yang juga menjadi kos binaan putri dari FP UNS. Lho, saya kok bisa masuk dalam daftar penghuni Mawaddah?? Hehe, saya dan Siti Khotijah adalah salah satu perkecualian, dikarenakan suatu alasan syar’i (iyyyuuuhhh, sebenarnya ini alibi dari sebuah alasan bahwa saudara kami adalah mahasiswi pertanian, jadi ceritanya kami numpang, hehe, tapi tetep ikut bayar kok).
Mawaddah beralamat di Kelurahan Pucang Sawit,
RT : 03 RW : 02, Kecamatan Jebres, Surakarta. Lokasi kos kami tepatnya di
samping rumah Pak Hadi, alias bapak Ketua RT 03. Mawaddah terbilang kos yang
umurnya masih muda, saat ini Mawaddah baru berumur sekitar 2 tahun 3 bulan.
Sebelum menjadi kos Mawaddah, awalnya kos ini merupakan kos untuk anak putra.
Namun, karena sesuatu hal, sang pemilik kos menginginkan agar kos ini diganti
menjadi kos putri. Oleh karena itu, Mbak Ratna, Mbak Mega, dan Mbak Woro yang
mendengar berita ini, langsung mengambil peluang. Pasalnya mereka bertiga
memang sedang memperjuangkan hal yang sama, yaitu mencari kos-kosan yang baru
dan murah, serta berusaha untuk menambah daftar kos binaan FP UNS. Setelah
bernegosiasi, akhirnya disepakati bersama Mbak Tika bahwa kos ini fix diambil
dengan sistem pembayaran kontrak seharga Rp 8.000.00,00/tahun. Namun, sekedar
info sekarang harganya telah naik menjadi Rp 9.000.000,00//tahun dengan
fasilitas TV, dapur, 2 kamar mandi, 6 kamar, (tiap kamarnya tersedia 1 kasur
dan 1 lemari), air sumur. Boleh membawa barang elektronik apapun karena biaya
listrik menjadi tanggungan bersama anak kos.
Sedikit informasi untuk teman-teman Mawaddah.
Mbak Tika bukanlah pemilik kos, beliau adalah keponakan dari pemilik kos yang
sebenarnya. Pemilik kos Mawaddah bernama Ibu Deken Sapariah, yang saat ini
bertempat tinggal di Cilacap dan menyerahkan pengelolaan kos Mawaddah kepada
Mbak Tika, Pak Mraji (ayah Mbak Tika/kakak ipar Ibu Deken), dan simbah Giyem
Padmo Sugito (simbahnya Mbak Tika).
Siapa
penghuninya??
Kembali ke cerita Mawaddah, siapa sajakah
angkatan pertama penghuni Mawaddah? Jadi, setelah mencari kesana-kemari, akhirnya
Three Angels pendiri Mawaddah menemukan mahasiswi-mahasiswi cantik yang
bersedia menjadi saksi pertama Mawaddah Sholihah, ciee.. . Angkatan pertama itu
terdiri dari Mbak Ratna, Mbak Mega, Mbak Woro, Nunung, saya, Dik Iik, Dik Desi,
Dik Tika dan Dik Nana. Selanjutnya untuk angkatan kedua terdiri dari Dik Iik,
Dik Ainun, Dik Dwi, saya, Mbak Woro, Dik Fitroh, Dik Fitri, Dik Desi, Dik Imah,
dan Dik Ijah. Kemudian saat ini adalah perjalanan dari angkatan ketiga yang
terdiri dari Dik Iik, Dik Ainun, Dik Sukma, Dik Dwi, saya, Dik Fitroh, DikZuha, Dik Desi, Dik Fitri, Dik Imah, dan Dik Ijah. Dalam angkatan ketiga ini
sempat ada Dik Lutfi, tetapi ia pindah ke STAN.
Aturan-aturan
Mawaddah merupakan kos binaan (kosbin),
sehingga kos ini memiliki aturan-aturan yang mungkin tidak seperti kos-kos yang
lain. Bisa dikatakan kosbin memiliki peraturan yang lebih ketat, tetapi aturan
ini insya Alloh dibuat untuk menjaga para penghuninya, yang jelas untuk
kebaikan yang sesuai dengan aturan Islam. Dari berbagai peraturan yang ada,
sebagian diantaranya adalah :
1.
Penghuni
kos Mawaddah adalah seorang muslimah.
2.
Penghuni
kos Mawaddah dilarang pacaran.
3.
Berlakunya
jam malam yaitu pukul 20.00 WIB. Artinya, jika tidak ada kepentingan yang syar’i,
maka penghuni Mawaddah wajib sudah di kos maksimal pukul 8 malam. Ketika ada
kepentingan syar’i, maka boleh melebihi jam malam dengan izin terlebih dahulu
kepada tetua kos ataupun ketua kos.
4.
Laki-laki
dilarang masuk ke dalam kos Mawaddah, kecuali keluarga penghuni dengan terlebih
dahulu ada pemberitahuan terhadap sesama penghuni Mawaddah yang lain.
Pemberitahuan ini sangat dianjurkan karena terkait dengan menjaga adab
berpakaian dengan lawan jenis yang bukan mahram, juga terkait dengan kebersihan
kos (biar dibersihkan dulu, hehe).
5.
Membiasakan
untuk shalat berjamaah dan dzikir al ma’tsurat. Hal ini berkaitan untuk menjaga
rukhiyah dari penghuni kos itu sendiri.
Selain
kelima peraturan di atas, masih ada peraturan lain yang berlaku di kosbin ini.
Mungkin lain waktu akan sya tuliskan, insya Alloh.
Damai
Bersama Tetangga
Hidup di lingkungan kos bukan berarti kita
menutup diri untuk berinteraksi dengan masyarakat, terutama tetangga kos. Untuk
menjaga hubungan baik dengan tetangga kos, Mawaddah memiliki
kebiasaan-kebiasaan, diantaranya :
1.
Mengadakan
silaturrahmi ke tetangga-tetangga kos dan pengelola kos, minimal 1x dalam
setahun ketika masih dalam suasana Idul Fitri.
2.
Menyapa
tetangga-tetangga kos setiap kali berpapasan.
3.
Berbagi
makanan terhadap tetangga kos ketika memiliki rizki yang lebih.
4.
Menjaga
kebersihan bersama tetangga kos, misalnya ikut membersihkan halaman rumah Pak
Hadi, yang biasa dipakai untuk parkir motor penghuni Mawaddah saat siang hari
ataupun saat tempat parkir Mawaddah tidak muat, hehe.
5.
Menjenguk
tetangga kos yang sakit.
6.
Ikut
membayar iuran rutin RT tiap bulannya. Hingga saat ini, iuran dibayarkan tiap
bulan dengan beban iuran untuk kos adalah Rp 1.000,00/kamar. Jadi tergantung
banyaknya kamar dari masing-masing kos. Iuran ini digunakan untuk sosial kemasyarakatan,
misalkan ada tetangga yang meninggal, memiliki hajat, ataupun terkena musibah
sakit/kecelakaan.
Tetangga yang baik adalah tetangga yang
saling mengenal satu sama lain. Mohon maaf jika masih banyak yang salah dalam
menyebutkan nama tetangga kos maupun deskripsi dari mereka. Siapakah tetangga
kos Mawaddah??
a.
Kos
Hamasah, terletak di belakang kos Mawaddah. Kedua kos ini dihubungkan oleh
pintu belakang yang bisa disebut sebagai pintu ajaib interaksi penghuni
Mawaddah-Hamasah.
b.
Pak Hadi
dan keluarga. Bertempat di samping kos Mawaddah, bisa dibilang ini adalah
tetangga kos Mawaddah yang terdekat. Pak Hadi merupakan pemilik dari kos Hamasah,
beliau juga dikenal sebagai Pak RT. Pak Hadi adalah adik ipar ibunya Mbak Tika,
tetapi isteri Pak Hadi telah meninggal karena penyakit kanker. Pak Hadi
memiliki 3 anak, yaitu Ardian (mahasiswa Pendidikan Geografi UNS ’08), Esti
(mahasiswi Fisika UNS ’13), dan Awan (siswa kelas 4 SD Kentingan). Pak Hadi dan
keluarga adalah tetangga yang baik, beliau sering menawari kami makanan.
Terkadang juga mengajak masak bersama. Beliau memiliki pohon mangga, rambutan,
dan jeruk Bali, dimana kami juga dipersilahkan untuk menikmatinya, asalkan izin
dan memilih buah yang telah tua. Anak Mawaddah dipersilahkan untuk parkir motor
di halaman rumah beliau, kami juga dipersilahkan untuk menjemur baju di
pekarangan Pak Hadi. Karena jalan menuju Mawaddah adalah jalan buntu, insya
Alloh untuk masalah keamanan, wilayah ini termasuk wilayah yang aman. Di rumah
Pak Hadi juga dibuat kos-kosan untuk anak putra. Sebenarnya beliau tidak
berniat untuk membuat rumahnya menjadi kos putra, tetapi hanya untuk menambah
ramai rumah agar tidak terlalu sepi. Anak kos Pak Hadi kebanyakan merupakan
mahasiswa POK, kebetulan Pak Hadi juga guru Olah Raga yang saat ini menjabat
sebagai kepala SD di daerah Sragen. Kini pak Hadi sering bolak-balik Sragen-Solo
dikarenakan beliau telah memiliki isteri lagi. Isteri kedua Pak Hadi bertempat
tinggal di Sragen.
c.
Pak Heri
dan keluarga, bertempat di depan kos Mawaddah. Pak Heri adalah pakdhe tertua dari
Mbak Tika. Beliau adalah seorang guru Matematika di SMP Muhammadiyah 7
Surakarta. Isteri beliau bekerja sebagai pengawas produksi di sebuah pabrik.
Pak Heri memiliki 2 orang anak, Mas Erfan (tinggal di Malang) dan Enggar
(mahasiswi UNISRI). Ketika Mas Erfan menikah, anak-anak Mawaddah juga ikut
hadir menghormati pernikahan beliau.
d.
Pak Poso
dan keluarga, bertempat di samping rumah Pak Heri. Pak Poso adalah saudara
sepupu Pak Heri. Isteri Pak Poso telah meninggal. Ketika isteri beliau sakit di
ICU Dr. Oen, kami sempat menjenguk dan ketika beliau meninggal, anak-anak
Mawaddah juga ikut takziah memberikan penghormatan terakhir. Pak Poso tinggal
satu rumah dengan anak, menantu, juga cucu beliau. Ada Pak Joko, isteri, dan
anak perempuannya juga ada Mbak Ina, suami, dan dik Jihan (anaknya yang berumur
sekitar 2 tahun). Isteri Pak Joko adalah penjual sayuran di Pasar Ledoksari,
Jebres.
e.
Pak
Prapto dan keluarga, bertempat di samping rumah Pak Poso. Pak Prapto adalah
anak dari Pak Poso. Pak Prapto juga seorang satpam di UNS. Beliau dan isteri
memiliki dua orang putera, bernama Dimas (kelas 7 SMP N 8 Surakarta) dan Yoga (siswa
sebuah TK di Solo). Dimas merupakan salah satu adik les Dik Desi.
f.
Pak
Wahyono dan keluarga, bertempat di ujung gang menuju kos kami. Pak Wahyono dan
keluarga memiliki dua anjing yang sering kali menjadikan kami takut untuk
melewati rumah beliau. Di dalam keluarga Pak Wahyono terdapat banyak orang yang
sampai saat ini belum bisa kami kenal semuanya. Pak Wahyono (sering kami sebut
Pak Gendut) memiliki seorang isteri dan 3 orang anak laki-laki yang namanya saya
lupa meskipun pernah diberitahu oleh Bu Wahyono. Namun, wajah anak beliau kami
ingat dan kami pun juga selalu menyapa ketika bertemu. Anak pertama beliau adalah
mas-mas yang item dan agak gendut, kalau tidak salah namanya Mas Suji. Adiknya
yaitu mas-mas yang kurus tinggi dan berambut keriting panjang, biasa dicat
coklat dan dikuncir. Pekerjaan beliau adalah sebagai tukang parkir di warung
makan Spesial Sambal (SS) depan Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) atau yang lebih
dikenal dengan TBS. Adiknya lagi sekarang bekerja di Kalimantan. Keponakan Bu
Wahyono, seorang perempuan muda yang masih SMA juga ikut tinggal di rumah
beliau. Rumah Pak Wahyono berdampingan dengan ibunya. Ibunya dalam keseharian
berjualan bensin eceran di mulut gang depan TBS. Ibu Pak Wahyono tinggal
bersama Mas Temu (adik Pak Wahyono). Mas Temu memiliki seorang isteri dan dua anak
laki-laki. Mas Temu juga bekerja sebagai tukang parkir di SS, dibantu anak sulungnya
yang masih pelajar SMA. Anak bungsu Mas Temu masih bersekolah di SD.
g.
Selanjutnya
di depan rumah Pak Wahyono ada rumah tetangga keturunan Cina, tetapi kami tidak
begitu mengenal karena rumahnya sering tertutup. Mereka beragama non-Islam.
h.
Di
samping rumah orang Cina ada rumahnya Dik Nabila. Dik Nabila tinggal bersama kakek,nenek,
bapak, dan ibunya. Bapak Dik Nabila adalah seorang satpam di FMIPA UNS,
sedangkan ibunya membuka usaha Laundry Nabila. Dik Nabila sekarang kelas 1 di
SD Muhammadiyah 8 Surakarta dan menjadi adik les Dik Desi.
i.
Di
samping rumah Dik Nabila ada sebuah rumah yang kami tidak terlalu mengenal
nama-nama penghuninya. Penghuni tersebut terdiri dari seorang kakek, nenek, Pak
Muji, 2 anak Pak Muji (laki-laki dan perempuan). Anak laki-laki belum
beristeri, sedangkan anak perempuan sudah bersuami dan memiliki 1 orang bayi.
Suami dan bayinya juga tinggal di rumah itu.
j.
Di
samping rumah Dik Nabila ada rumah Mbah Ibu. Mbah Ibu tinggal bersama putri dan
juga cucunya. Putri Mbah Ibu membuka usaha Lintang Laundry. Lintang adalah nama
anaknya. Keluarga ini beragama Katolik. Mbah Ibu adalah pensiunan Guru SD,
sehingga jangan kaget ketika di rumah beliau terkadang ditemukan anak-anak
sedang belajar bersama beliau. Jika ingin membeli es batu juga bisa di rumah
Mbah Ibu ini.
k.
Di
samping rumah Mbah Ibu ada rumah Dik Jepri. Jepri adalah teman Yoga. Jepri
tinggal bersama mbah buyutnya yang putri, neneknya, juga ibunya. Ayah Jepri
jarang terlihat.
Selain tetangga dekat kos, tetangga yang
perlu dikenal adalah pengelola kos dimana rumahnya tidak di sekitar Mawaddah,
hanya berbeda gang. Siapakah mereka?
a.
Pak
Mraji dan keluarga. Bertempat tinggal di depan Masjid Muhajirin, dekat dengan
kos Al Falah. Pak Mraji memiliki seorang isteri dan 3 orang anak. Mereka adalah
Mbak Tika, Mas Ikhsan, dan Dik Umi. Mbak Tika dan Mas Ikhsan bekerja mengelola
kios di dekat rumah simbahnya, alias di dekat SDnya Awan. Dik Umi adalah
mahasisiwi FE UNS. Jika ada hal-hal yang berkaitan dengan kos seperti
pembayaran kos, pelayanan fasilitas, maka kami bisa menghubungi Mbak Tika
ataupun Pak Mraji.
b.
Simbah
Giyem Padmo Sugito, bertempat tinggal di belakang kios Mbak Tika. Beliau adalah
ibu dari pemilik Kos Mawaddah. Mbah Giyem tinggal bersama cucunya, salah
satunya adalah Ipunk dan anak dari pemilik kos Mawaddah. Kebetulan anak dari
Ibu Deken ini diterima sebagai mahasiswi di UNS. Mbah Giyem adalah orang yang
sangat peduli terhadap anak-anak kos. Jika memiliki makanan lebih, pasti beliau
tidak pernah lupa untuk berbagi terhadap anak-anak kos.
c.
Paklik
Mbak Tika, bertempat tinggal di samping kios Mbak Tika. Namanya saya tidak
ingat. Kepada Pakliknya Mbak Tika inilah kami membayarkan iuran rutin RT.
Di dalamm kosbin juga dilatih untuk saling
berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesama penghuni kos. Oleh karena itu, di
dalam Mawaddah juga diadakan struktur organisasi kos, seperti Ketua,
Sekretaris, Bendahara, Sie Kerohanian, Sie Kebersihan, dan juga SC. Semua
penghuni kos menjadi pengurus kos. Berbagai agenda diprogramkan seperti kajian
rutin antar kosbin, membuat jadwal piket harian, jadwal menguras bak mandi,
mengadakan rapat rutin kos, mengadakan kas bulanan kos, refreshing kos, dan
lain-lain.
Bagaimanapun juga Mawaddah adalah sebuah
kosbin di bawah naungan IMC (Intelectual Moslem Community) yang berusaha
mencetak generasi yang Rabbani. Oleh karena itu, diharapkan Mawaddah bisa
menghasilkan generasi penerus yang bisa bermanfaat tidak hanya bagi dirinya
sendiri, tetapi bagi keluarganya, teman-temannya, almamaternya, masyarakat
sekitar, negaranya, dan yang pasti adalah agamanya. Maka dari itu, sebagai
penghuni Mawaddah, yuuuuukk kita jaga selalu situasi kondusif di kosbin ini,
atau mungkin lebih meningkatkan tingkat kondusifnya. Saling menjaga hubungan
baik dengan sesama penghuni Mawaddah, juga para tetangga kos. Saling menjaga
kebersihan dan kerapihan Kos Mawaddah, saling menjaga keistiqamahan agenda
ibadah bersama, agar penghuninya merasa nyaman dan merasa berkesan menjadi
bagian dari ‘kasih sayang’ Mawaddah tercinta.
Tulisan
ini saya buat untuk pengetahuan teman-teman Mawaddah agar lebih mengenal lagi all about Mawaddah dan sekitarnya.
subhanallahh... :D
BalasHapusnuniiikkkk nunceeee..... :D
BalasHapuskutunggu tulisanmu nun...;)
jempolku untuk mu embak :)
BalasHapus