Pada
tanggal 10 November 2013 adalah edisi perdana aku mengikuti sebuah komunitas
yang Insya Alloh menurutku baik dan bermanfaat. Mungkin tidak sedikit orang
yang meremehkanku mengikuti komunitas seperti ini dengan ‘ihh, ngapain sih ikutan kaya gitu?’, mungkin saja meledek dengan ‘cieeee….’, mungkin juga ada yang tidak
begitu suka dengan menganggap aku sok, entah sok alim, sok pintar, atau sok
yang lainnya dengan ‘owh…saiki wis melu
sing ngono-ngono ta, ya ya ya’, ada juga yang mendukungku dengan ‘iya mbak, emang dah waktunya kok, lagian
kaya gitu kan emang harus dipelajari, harus tahu ilmunya, semangat!!’.
Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang memberi tanggapan ataupun komentar kepadaku tentang sebuah komunitas yang aku ikuti ini. Niatku hanya ingin mencari ilmu karena aku memang butuh ilmu ini, aku tidak ingin salah melangkah dan bukankah setiap segalanya memang harus ada ilmunya? Dan ketika kita belajar pun juga harus ada gurunya, karena dikhawatirkan kurang benar dalam menafsirkan ilmu ketika kita belajar sendiri. Bukan jadi alasan jika kita bilang nggak sempet, karena mencari ilmu itu adalah kewajiban kita hingga akhir hayat kita. Kita lah yang wajib mencari tahu, bukan sok nggak peduli dengan tidak mau cari tahu. Komunitas yang aku ikuti ini adalah komunitas Sekolah Pra Nikah (SPN) jilid 2. Dari namanya sudah tergambar dengan jelas bahwa komunitas ini bertujuan agar kita mengerti bagaimana ilmu tentang menikah, menurut persepsi agama ISLAM. Nantinya tidak hanya membahas tentang menikah saja, tetapi apa yang harus kita pahami tentang sebelum menikah, juga setelah menikah. Ilmu parenting pun insya Alloh juga akan disampaikan. Di sini aku hanya ingin berbagi sedikit ilmu yang aku dapatkan dari komunitas ini. Sebuah corat-coret dalam buku catatanku yang semoga bisa bermanfaat. Memang tidak lengkap, karena aku lebih suka mencatat apa-apa yang mengena pada diriku. Insya Alloh jika sudah mendapatkan materi yang lengkap dan diberi kesempatan untuk mengunggahnya, akan aku unggah materi yang lebih lengkap. Tentu saja belajar mengenai menikah dan mempersiapkannya tidak harus dari komunitas seperti ini. Ini hanyalah salah satu sarana untuk belajar. Yang terpenting, janganlah menyurutkan langkah setiap orang yang ingin belajar, karena bisa jadi kita menjadi penyebab dosa yang dilakukan oleh seseorang ketika orang tersebut melakukan sebuah kesalahan, dimana kesalahan itu terjadi karena tidak didasari ilmu. Padahal sebenarnya ia telah berniat mempelajari ilmu tersebut, tetapi urung karena kita telah menyurutkan semangat belajarnya. Astaghfirulloohal’adhiim….
Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang memberi tanggapan ataupun komentar kepadaku tentang sebuah komunitas yang aku ikuti ini. Niatku hanya ingin mencari ilmu karena aku memang butuh ilmu ini, aku tidak ingin salah melangkah dan bukankah setiap segalanya memang harus ada ilmunya? Dan ketika kita belajar pun juga harus ada gurunya, karena dikhawatirkan kurang benar dalam menafsirkan ilmu ketika kita belajar sendiri. Bukan jadi alasan jika kita bilang nggak sempet, karena mencari ilmu itu adalah kewajiban kita hingga akhir hayat kita. Kita lah yang wajib mencari tahu, bukan sok nggak peduli dengan tidak mau cari tahu. Komunitas yang aku ikuti ini adalah komunitas Sekolah Pra Nikah (SPN) jilid 2. Dari namanya sudah tergambar dengan jelas bahwa komunitas ini bertujuan agar kita mengerti bagaimana ilmu tentang menikah, menurut persepsi agama ISLAM. Nantinya tidak hanya membahas tentang menikah saja, tetapi apa yang harus kita pahami tentang sebelum menikah, juga setelah menikah. Ilmu parenting pun insya Alloh juga akan disampaikan. Di sini aku hanya ingin berbagi sedikit ilmu yang aku dapatkan dari komunitas ini. Sebuah corat-coret dalam buku catatanku yang semoga bisa bermanfaat. Memang tidak lengkap, karena aku lebih suka mencatat apa-apa yang mengena pada diriku. Insya Alloh jika sudah mendapatkan materi yang lengkap dan diberi kesempatan untuk mengunggahnya, akan aku unggah materi yang lebih lengkap. Tentu saja belajar mengenai menikah dan mempersiapkannya tidak harus dari komunitas seperti ini. Ini hanyalah salah satu sarana untuk belajar. Yang terpenting, janganlah menyurutkan langkah setiap orang yang ingin belajar, karena bisa jadi kita menjadi penyebab dosa yang dilakukan oleh seseorang ketika orang tersebut melakukan sebuah kesalahan, dimana kesalahan itu terjadi karena tidak didasari ilmu. Padahal sebenarnya ia telah berniat mempelajari ilmu tersebut, tetapi urung karena kita telah menyurutkan semangat belajarnya. Astaghfirulloohal’adhiim….
Apa
yang aku tuliskan di sini hanya berupa poin-poin yang aku garis bawahi ketika disampaikan
oleh Ustadzah Vida Rabi’ah al-Adawiyah dengan beberapa tambahan, bukan materi
secara lengkap.
Bismillah….
- Menikahlah dengan kesiapan BERTANGGUNG JAWAB!
INGIN itu beda
dengan SIAP!
Sering kita
mendeskripsikan seperti apa kriteria calon yang kita inginkan, tetapi pernahkah
terpikir oleh kita ketika yang kita dapatkan nanti tidak sesuai dengan kriteria
yang telah kita tentukan??? Maka, siapkan MENTAL!
- Samakan paradigma!
PACARAN???? Nggaaakk
bangeeettt!!
Pacaran itu
bukan dari ISLAM, tidak ada istilah PACARAN sebelum menikah dalam agama ISLAM.
Pacaran islami???? Hmmmm…
LAKI-LAKI itu
menang dalam hal MEMILIH, sedangkan WANITA menang dalam hal MENOLAK.
Ingatlah untuk
kita para wanita, kelemahan wanita itu ada pada telinga, dipuji sedikit saja
sudah meleleh. Maka selalu berdoa pada Alloh agar kita selalu berada dalam
lindunganNya.
Aku jadi
teringat tentang apa yang pernah disampaikan oleh Ustadz Asep Maulana dalam
kajian yang beliau sampaikan di Masjid Nurul Huda ( NH ) UNS:
Seorang
akhwat tidak akan digoda oleh syetan melainkan melalui perantara seorang ikhwan.
Seorang
ikhwan tidak akan digoda oleh syetan melainkan melalui perantara seorang
akhwat.
Syetan
itu sangat halus dalam menggoda iman manusia, ia membuka 1 pintu kebaikan untuk
membuka 1000 pintu keburukan. Ex : saling menasihati, membangunkan tahajud,
dll. Bukan berarti komunikasi itu dilarang, tetapi komunikasi
cukup yang perlu dan penting saja. Mungkin ini berat, tetapi jika kita
ikhlas, insya Alloh, Alloh pasti akan menolong.
- TUJUAN menentukan PROSES
Alloh menilai
PROSES, bukan HASIL.
Visi/niat yang
baik harus dengan CARA yang baik.
Mungkin banyak
orang yang pacaran lama dan akhirnya menikah. Ya kalau akhirnya menikah, kalau
tidak???
Kalau menikah,
kadang orang berkomentar, “akhirnya mereka menikah juga yaa,,,waah, langgeng
sekali, mereka memang cocok”. Kita boleh berkhuznudhon, akan tetapi kita tidak
pernah tahu apa yang terjadi selama masa pacaran yang lama itu, bisakah kita
menjamin akan jauh dari hal-hal yang tidak diberkahi ALLOH?? Bukankah yang kita
cari hanyalah berkah dari Alloh?? Yaa
Alloh, semoga engkau mengampuni kesalahan-kesalahan kami.
Kalau tidak
berakhir dengan menikah, kadang orang berkomentar, “tiwas pacaran suwi, e….tibakne
gak nikah, hmm, mesakke yaa…”
Begitulah manusia,
tentu kita tidak ingin diri kita menjadi penyebab orang lain berkata tidak
baik, berkomentar tidak baik, bahkan menjadi penyebab/bahan empuk gunjingan
orang lain.
Jihad bagi seorang yang masih lajang adalah :
menunggu jodoh dengan SEBAIK mungkin.
Kita harus punya visi ketika akan menikah. Jangan
membayangkan menikah itu hanya yang enak-enak saja.
Salah satu buku yang direkomendasikan oleh
Mbak Vida adalah DIARY PENGANTIN.
- MENGKONDISIKAN KELUARGA
Menikah : Bahagia dan Berkah untuk semua.
Visi :
1. SAKINAH : kepercayaan (agar tenang) --->
jangka panjang
Menikah harus
dengan kepercayaan yang kuat.
Visi mbak Vida
adalah BERSAMA menuju SURGA. Maksudnya
dalam kondisi apapun nanti setelah pernikahan, entah saat kondisi lapang maupun
sempit, suami dan isteri selalu tetap berusaha bersama-sama untuk mewujudkan
tujuan menuju surga. Maka solusinya adalah agamis, islamis, ridho.
Dalam mencari
jodoh, carilah perantara yang benar. Tidak harus melalui proses ta’aruf melalui
murabbi, dijodohkan orang tua juga tidak masalah. Yang terpenting adalah
prosesnya benar. Mengapa?? Karena jodoh itu ‘berbeda’.
Kita sebagai
akhwat harus tahu deskripsi diri kita.
Agar rumah
tangga tetap sakinah, maka adakan evaluasi berkala secara bersama-sama tentang
pa-apa yang sudah tercapai maupun yang belum.
2. MAWADDAH : cinta kasih, kasih sayang --->
jangka pendek
Laki-laki suka
dengan wanita yang enak dipandang meski biasa saja, pembelajar, dan selalu
bersemangat. Apalagi seorang ibu, harus full dengan semangat.
Suami itu
punya sisi cemburu yang harus dijaga.
3. WARRAHMAH : cinta bukan ‘karena’, tetapi ‘walaupun’
DAlam
pernikahan, kita harus bisa teaching, karena
jodoh kita berawal dari orang yang belum kita kenal. Misalkan pasangan kita
kelak adalah orang yang pendiam, bahkan ketika sudah berada di perkumpulan yang
ramai, beliau masih pendiam dan susah berkomunikasi. Maka, kita harus tetap
menghargai beliau, tetapi juga mengajari beliau secara perlahan-lahan agar
beliau juga bisa ikut berkomunikasi dengan nyaman.
Sesi Tanya Jawab
T : Saat yang datang bukan yang sholih, lalu
bagaimana??
J :
Ada hal-hal prinsip dan tidak prinsip.
Hal-hal prinsip tidak boleh dilanggar, misalnya sholih. Kriteria sholih memang
tidak ada yang tahu, tetapi secara umum adalah sholatnya baik, kepribadiannya
baik/hanif. Sedangkan hal-hal tidak prinsip boleh ada toleransi, misalnya
seperti wajah, keturunan, kemampuan, dll.
Untuk mengetahui bagaimana karakter seseorang
yang mendatangi kita, dari pihak wanita dibolehkan untuk menyiapkan telik
sandi/ mata-mata.
T : Bagaimana kita tahu bahwa kita telah siap
atau belum?
J :
Siap itu ketika dia datang. Namun, ada
hal-hal yang memang kita pelajari sambil berjalan. Menikah itu jangan
mengorbankan waktu. Standard-standard kapan kita dikatakan siap, hanya diri
kita sendiri yang tahu. Saat ta’aruf, sebaiknya jangan disebarkan kepada orang
lain. Ingat, khitbah saja bisa gagal, apalagi ta’aruf.
Sebagai seorang akhwat, kita harus
mempersiapkan diri kita. Ingat prinsip!! Ibu yang berkualitas untuk anak yang
berkualitas. Kita harus jadi akhwat, isteri, ibu yang KUAT, yang SIAP. Jangan
jadi isteri yang ‘berbiaya tinggi’, missal : pilih-pilih makanan, sayuran tidak
mau. Karena kita tidak pernah tahu kita akan hidup di mana, jadi, jangan pilih-pilih
makanan, tetapi tetap jaga pola makan.
Poin penting dari yang dipelajari:
- Pernikahan itu visi
- Ingin ≠ siap
- Jangan jadi isteri berbiaya tinggi. Namun ingat, jadilah akhwat yang ‘mahal’, artinya punya standard, jangan asal dalam memilih calon suami.
- Berdoalah, jodoh kita nanti adalah seorang ikhwan yang mau memperjuangkan kita dan mau bersabar menunggu kita hingga saatnya tiba. Berilah jodoh yang terbaik dan terpantas untuk saya.
Demikianlah, sedikit ilmu yang mungkin masih kurang
teratur dan kurang baik dalam menuliskannya. Mohon maaf jika banyak kekurangan,
semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat. Aamiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan sahabat memberikan saran,komentar, ataupun kritik. Namun, ingat yaaa, tetap jaga kesopanan ^_^