Get Gifs at CodemySpace.com

Jumat, 15 November 2013

Sekolah Pra Nikah (SPN) #1



Pada tanggal 10 November 2013 adalah edisi perdana aku mengikuti sebuah komunitas yang Insya Alloh menurutku baik dan bermanfaat. Mungkin tidak sedikit orang yang meremehkanku mengikuti komunitas seperti ini dengan ‘ihh, ngapain sih ikutan kaya gitu?’, mungkin saja meledek dengan ‘cieeee….’, mungkin juga ada yang tidak begitu suka dengan menganggap aku sok, entah sok alim, sok pintar, atau sok yang lainnya dengan ‘owh…saiki wis melu sing ngono-ngono ta, ya ya ya’, ada juga yang mendukungku dengan ‘iya mbak, emang dah waktunya kok, lagian kaya gitu kan emang harus dipelajari, harus tahu ilmunya, semangat!!’.
Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang memberi tanggapan ataupun komentar kepadaku tentang sebuah komunitas yang aku ikuti ini. Niatku hanya ingin mencari ilmu karena aku memang butuh ilmu ini, aku tidak ingin salah melangkah dan bukankah setiap segalanya memang harus ada ilmunya? Dan ketika kita belajar pun juga harus ada gurunya, karena dikhawatirkan kurang benar dalam menafsirkan ilmu ketika kita belajar sendiri. Bukan jadi alasan jika kita bilang nggak sempet, karena mencari ilmu itu adalah kewajiban kita hingga akhir hayat kita. Kita lah yang wajib mencari tahu, bukan sok nggak peduli dengan tidak mau cari tahu. Komunitas yang aku ikuti ini adalah komunitas Sekolah Pra Nikah (SPN) jilid 2. Dari namanya sudah tergambar dengan jelas bahwa komunitas ini bertujuan agar kita mengerti bagaimana ilmu tentang menikah, menurut persepsi agama ISLAM. Nantinya tidak hanya membahas tentang menikah saja, tetapi apa yang harus kita pahami tentang sebelum menikah, juga setelah menikah. Ilmu parenting pun insya Alloh juga akan disampaikan. Di sini aku hanya ingin berbagi sedikit ilmu yang aku dapatkan dari komunitas ini. Sebuah corat-coret dalam buku catatanku yang semoga bisa bermanfaat. Memang tidak lengkap, karena aku lebih suka mencatat apa-apa yang mengena pada diriku. Insya Alloh jika sudah mendapatkan materi yang lengkap dan diberi kesempatan untuk mengunggahnya, akan aku unggah materi yang lebih lengkap. Tentu saja belajar mengenai menikah dan mempersiapkannya tidak harus dari komunitas seperti ini. Ini hanyalah salah satu sarana untuk belajar. Yang terpenting, janganlah menyurutkan langkah setiap orang yang ingin belajar, karena bisa jadi kita menjadi penyebab dosa yang dilakukan oleh seseorang ketika orang tersebut melakukan sebuah kesalahan, dimana kesalahan itu terjadi karena tidak didasari ilmu. Padahal sebenarnya ia telah berniat mempelajari ilmu tersebut, tetapi urung karena kita telah menyurutkan semangat belajarnya. Astaghfirulloohal’adhiim….

Apa yang aku tuliskan di sini hanya berupa poin-poin yang aku garis bawahi ketika disampaikan oleh Ustadzah Vida Rabi’ah al-Adawiyah dengan beberapa tambahan, bukan materi secara lengkap.
Bismillah….
  •    Menikahlah dengan kesiapan BERTANGGUNG JAWAB!

INGIN itu beda dengan SIAP!
Sering kita mendeskripsikan seperti apa kriteria calon yang kita inginkan, tetapi pernahkah terpikir oleh kita ketika yang kita dapatkan nanti tidak sesuai dengan kriteria yang telah kita tentukan??? Maka, siapkan MENTAL!

  •    Samakan paradigma!

PACARAN???? Nggaaakk bangeeettt!!
Pacaran itu bukan dari ISLAM, tidak ada istilah PACARAN sebelum menikah dalam agama ISLAM. Pacaran islami???? Hmmmm…
LAKI-LAKI itu menang dalam hal MEMILIH, sedangkan WANITA menang dalam hal MENOLAK.
Ingatlah untuk kita para wanita, kelemahan wanita itu ada pada telinga, dipuji sedikit saja sudah meleleh. Maka selalu berdoa pada Alloh agar kita selalu berada dalam lindunganNya.

Aku jadi teringat tentang apa yang pernah disampaikan oleh Ustadz Asep Maulana dalam kajian yang beliau sampaikan di Masjid Nurul Huda ( NH ) UNS:
Seorang akhwat tidak akan digoda oleh syetan melainkan melalui perantara seorang ikhwan.
Seorang ikhwan tidak akan digoda oleh syetan melainkan melalui perantara seorang akhwat.
Syetan itu sangat halus dalam menggoda iman manusia, ia membuka 1 pintu kebaikan untuk membuka 1000 pintu keburukan.  Ex : saling menasihati, membangunkan tahajud, dll. Bukan berarti komunikasi itu dilarang, tetapi komunikasi cukup yang perlu dan penting saja. Mungkin ini berat, tetapi jika kita ikhlas, insya Alloh, Alloh pasti akan menolong.
  • TUJUAN menentukan PROSES

Alloh menilai PROSES, bukan HASIL.
Visi/niat yang baik harus dengan CARA yang baik.
Mungkin banyak orang yang pacaran lama dan akhirnya menikah. Ya kalau akhirnya menikah, kalau tidak???
Kalau menikah, kadang orang berkomentar, “akhirnya mereka menikah juga yaa,,,waah, langgeng sekali, mereka memang cocok”. Kita boleh berkhuznudhon, akan tetapi kita tidak pernah tahu apa yang terjadi selama masa pacaran yang lama itu, bisakah kita menjamin akan jauh dari hal-hal yang tidak diberkahi ALLOH?? Bukankah yang kita cari hanyalah berkah dari Alloh?? Yaa Alloh, semoga engkau mengampuni kesalahan-kesalahan kami.
Kalau tidak berakhir dengan menikah, kadang orang berkomentar, “tiwas pacaran suwi, e….tibakne gak nikah, hmm, mesakke yaa…”
Begitulah manusia, tentu kita tidak ingin diri kita menjadi penyebab orang lain berkata tidak baik, berkomentar tidak baik, bahkan menjadi penyebab/bahan empuk gunjingan orang lain.
Jihad bagi seorang yang masih lajang adalah : menunggu jodoh dengan SEBAIK mungkin.
Kita harus punya visi ketika akan menikah. Jangan membayangkan menikah itu hanya yang enak-enak saja.
Salah satu buku yang direkomendasikan oleh Mbak Vida adalah DIARY PENGANTIN.

  • MENGKONDISIKAN KELUARGA

Menikah : Bahagia dan Berkah untuk semua.
Visi :
1.    SAKINAH : kepercayaan (agar tenang) ---> jangka panjang
Menikah harus dengan kepercayaan yang kuat.
Visi mbak Vida adalah  BERSAMA menuju SURGA. Maksudnya dalam kondisi apapun nanti setelah pernikahan, entah saat kondisi lapang maupun sempit, suami dan isteri selalu tetap berusaha bersama-sama untuk mewujudkan tujuan menuju surga. Maka solusinya adalah agamis, islamis, ridho.
Dalam mencari jodoh, carilah perantara yang benar. Tidak harus melalui proses ta’aruf melalui murabbi, dijodohkan orang tua juga tidak masalah. Yang terpenting adalah prosesnya benar. Mengapa?? Karena jodoh itu ‘berbeda’.
Kita sebagai akhwat harus tahu deskripsi diri kita.
Agar rumah tangga tetap sakinah, maka adakan evaluasi berkala secara bersama-sama tentang pa-apa yang sudah tercapai maupun yang belum.

2.    MAWADDAH : cinta kasih, kasih sayang ---> jangka pendek
Laki-laki suka dengan wanita yang enak dipandang meski biasa saja, pembelajar, dan selalu bersemangat. Apalagi seorang ibu, harus full dengan semangat.
Suami itu punya sisi cemburu yang harus dijaga.

3.    WARRAHMAH : cinta bukan ‘karena’, tetapi ‘walaupun’
DAlam pernikahan, kita harus bisa teaching, karena jodoh kita berawal dari orang yang belum kita kenal. Misalkan pasangan kita kelak adalah orang yang pendiam, bahkan ketika sudah berada di perkumpulan yang ramai, beliau masih pendiam dan susah berkomunikasi. Maka, kita harus tetap menghargai beliau, tetapi juga mengajari beliau secara perlahan-lahan agar beliau juga bisa ikut berkomunikasi dengan nyaman.

Sesi Tanya Jawab
T : Saat yang datang bukan yang sholih, lalu bagaimana??
J :
Ada hal-hal prinsip dan tidak prinsip. Hal-hal prinsip tidak boleh dilanggar, misalnya sholih. Kriteria sholih memang tidak ada yang tahu, tetapi secara umum adalah sholatnya baik, kepribadiannya baik/hanif. Sedangkan hal-hal tidak prinsip boleh ada toleransi, misalnya seperti wajah, keturunan, kemampuan, dll.
Untuk mengetahui bagaimana karakter seseorang yang mendatangi kita, dari pihak wanita dibolehkan untuk menyiapkan telik sandi/ mata-mata.

T : Bagaimana kita tahu bahwa kita telah siap atau belum?
J :
Siap itu ketika dia datang. Namun, ada hal-hal yang memang kita pelajari sambil berjalan. Menikah itu jangan mengorbankan waktu. Standard-standard kapan kita dikatakan siap, hanya diri kita sendiri yang tahu. Saat ta’aruf, sebaiknya jangan disebarkan kepada orang lain. Ingat, khitbah saja bisa gagal, apalagi ta’aruf.
Sebagai seorang akhwat, kita harus mempersiapkan diri kita. Ingat prinsip!! Ibu yang berkualitas untuk anak yang berkualitas. Kita harus jadi akhwat, isteri, ibu yang KUAT, yang SIAP. Jangan jadi isteri yang ‘berbiaya tinggi’, missal : pilih-pilih makanan, sayuran tidak mau. Karena kita tidak pernah tahu kita akan hidup di mana, jadi, jangan pilih-pilih makanan, tetapi tetap jaga pola makan.

Poin penting dari yang dipelajari:

  • Pernikahan itu visi

  • Ingin ≠ siap

  • Jangan jadi isteri berbiaya tinggi. Namun ingat, jadilah akhwat yang ‘mahal’, artinya punya standard, jangan asal dalam memilih calon suami.
  • Berdoalah, jodoh kita nanti adalah seorang ikhwan yang mau memperjuangkan kita dan mau bersabar menunggu kita hingga saatnya tiba. Berilah jodoh yang terbaik dan terpantas untuk saya.
Demikianlah, sedikit ilmu yang mungkin masih kurang teratur dan kurang baik dalam menuliskannya. Mohon maaf jika banyak kekurangan, semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat. Aamiin…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan sahabat memberikan saran,komentar, ataupun kritik. Namun, ingat yaaa, tetap jaga kesopanan ^_^