Get Gifs at CodemySpace.com

Minggu, 27 Mei 2012

Goresan Tinta Untuk Keluargaku...


Sebuah puncak telah terlewati. Fiuhhhh,,,,satu kata. L E G A J
Bagaimana tidak?? Setelah berbulan- bulan menyiapkan acara ini dengan bermacam-macam bumbu yang aduhai lengkapnya, sampai cerobong dapur mengepul berasap hitam, kini semua telah mulai untuk kembali tetap berasap, dan emmmm, mungkin lebih baik jangan terlalu hitam deh asap cerobong dapur ini. Tar jadi blentong-blentong donk, wuaaaa...
Ada rasa haru, marah, sebel, bahagia, kangen. Pokoknya sudah jadi gado-gado Bu Warni deh kalau dimasak (ahaha, efek sering nemenin Simbok Fair ke warung favoritnya).

Haru.
Tentu saja aku merasa haru. Melihat perjuangan benih-benih hijau yang super duper semangat berkontribusi memberikan yang terbaik untuk keluarga ini. Malam yang seharusnya digunakan untuk membuat laporan praktikum, belajar ujian, menyelesaikan tugas besar, bahkan malam yang seharusnya untuk istirahat, rela mereka sedekahkan untuk sebuah persembahan luar biasa. Tidur bertemankan nyamuk-nyamuk Lembah Teknik tanpa selimut, bermalam di lantai 4 PUSKOM untuk memburning 200 keping CD, lembur tiap hari hingga jam 02.00 untuk mengurus sertifikat, sempoyongan mencari-cari sebuah tanda-tangan, berkoar-koar publikasi dari satu bimbel ke bimbel lain, menyapu lembah teknik hingga jam 22.00, bermalam di tempat yang penuh aura mistis dan jauh dari akses warga , sempoyongan bolak-balik demi mencari sesuatu pengganjal perut, angkat-angkat sofa naik turun tangga hingga 4x, menghabiskan banyak pulsa untuk mencari massa sebanyak mungkin, bahkan mungkin rela diceramahi habis-habisan karena masih polosnya mereka, dan entah apa lagi yang telah mereka dedikasikan untuk keluarga ini. Aku tak sanggup lagi untuk menyebutkannya satu per satu.

Marah.
Tentu saja aku merasa marah, marah pada diriku sendiri. Melihat semangat benih-benih yang begitu membara, mengapa kadang masih muncul sedikit rasa lelah dan malas untuk beranjak menemani mereka. Terkadang masih ada ego dalam diri yang tak bisa kukendalikan. Ya, aku hanyalah manusia biasa. Namun, aku hanya ingin menebus kesalahanku dengan segenap kemampuanku. Menemani mereka hingga malam, memberikan mereka motivasi, mencarikan pengganjal perut untuk teman bermalam. Yah, mungkin yang sedikit ini tidak ada artinya dibandingkan dengan perjuangan keras mereka.

Sebel.
Aku pun sebel dengan diriku sendiri. Mengapa di saat mereka butuh bantuan, butuh teman, butuh sumber daya- sumber daya yang lain, aku belum bisa menghadirkannya. Aku belum mampu untuk menggerakkan semuanya. Mungkin aku hanya bisa menghjadirkan beberapa. Namun, aku yakin, yang beberapa ini adalah para pejuang yang takkan pernah dilupakan. Sekecil apapun apa yang mereka berikan, sangatlah berarti untuk sebuah persembahan luar biasa. Tak ada yang tak berguna, sekecil apapun itu. Mereka semua adalah pejuang yang sungguh LUAR BIASA.

Bahagia.
Melihat senyum mereka, canda tawa mereka, seakan mengobati semua lelah, semua penat yang kurasakan. Semua kerja keras yang telah dilakukan, hingga sampai timbul beberapa konflik-konflik kecil, Perang Padri jilid II, konspirasi terselubung, dan entah hal ‘lucu’ apalagi yang mungkin sampai sekarang belum terungkap, terbayar dengan keberjalanan acara yang menarik dan menyenangkan. Mungkin awalnya benar-benar manggoncang hati dan otak hingga benthet-benthet mau pecah, tapi Allah begitu sayang pada kami. Selalu ada sesuatu tak terduga yang Ia kirim untuk menyelamatkan kami. Sesuatu yang mendorong pita suara kami untuk selalu mengucapkan Alhamdulillah.... Subhanallah.... berulang kali. Sungguh indah jika diresapi dan dirasakan dari segenap hati.

Kangen.
Ya, kata yang sulit kuungkapkan.  Memutar memori dari awal hingga detik ini, mengenang semua perjuangan hebat, mengenang wajah-wajah yang...ah, tak akan rela jika aku sampai lupa wajah-wajah tulus mereka. Selalu muncul pertanyaan dalam hati, “Akankah aku masih melihat wajah-wajah tulus itu setelah moment ini? Akankah aku masih bisa bercanda bersama mereka lagi setelah ini? Akankah aku masih bisa ‘dijothaki’ mereka lagi setelah ini? Mungkinkah setelah ini mereka akan meninggalkan kami? Atau mungkinkah kami yang sudah tak bisa membersamai mereka lagi?”

Ini bukanlah hubungan antara atasan-bawahan, bukan juga hubungan antara pengurus dengan non-pengurus. Ini adalah hubungan antarteman, antarkawan, antarsahabat. Ah...tidak. Tidak, bukan, ini adalah hubungan antara anggota keluarga. Ya,,, keluarga SIM (Studi Ilmiah Mahasiswa), keluarga para panitia FILM XII (pengurus dan non-pengurus), serta keluarga semua pihak yang telah membantu kesuksesan acara Festival Ilmiah Mahasiswa XII SIM UNS. Berawal dari sebuah senyum dan semangat yang tinggi, berakhir pula dengan senyum dan semangat yang jauh lebih tinggi lagi. Tidak bisa disangkal pula, bukan tidak mungkin setelah ini akan dilanjutkan dengan senyum dan semangat yang sangat sangat jauh jauh jauh lebih tinggi lagi. Lebih tulus lagi...

Terima kasih untukmu, keluargaku....
Harapan besar, semoga apa yang telah dilakukan selama ini menjadi salah satu dari pemberat amal kita di akhirat kelak. Amin Ya Rabb, Engkau Yang Maha Mengetahui...   

Bersama “My Love_Westlife” 
dalam Rumah Mawaddah, Surakarta

2 komentar:

  1. baguus mbaak, jadi terharu,,
    humt, pingin nangiis,,
    pingin ngumpul'' lagii raanya ak juga rindu dengan kehangatan yang dulu,
    saat di manja,, di sayang ak bener bener merasakan indahnya ksih sayang dan kekeluargaan ini,

    rais

    BalasHapus
  2. mb amrih blog nya bagus, lagunya juga bagus jadi tambah terharu :)

    BalasHapus

Silahkan sahabat memberikan saran,komentar, ataupun kritik. Namun, ingat yaaa, tetap jaga kesopanan ^_^