Get Gifs at CodemySpace.com

Rabu, 27 November 2013

Aku Untuk Mereka… #1



Kepulanganku kali ini benar-benar terasa bahwa aku untuk mereka. Aku memang bagian dari mereka, ini tak bisa dipungkiri. Namun, selama ini, aku merasa bahwa aku telah cukup mengabaikan mereka. Aku yang seakan-akan terlalu sibuk, sok sibuk lebih tepatnya, telah mengabaikan beberapa hak mereka dariku.

Kamis, 21 November 2013

History of Mawaddah Boarding House



Mawaddah. Hmm, mendengar kata sakti ini, pasti terbayang dalam pikiran kita tentang sebuah pernikahan #eh. Namun, jangan salah sangka dulu, sebuah kata yang memiliki makna kasih sayang ini bukanlah seperti yang teman-teman pikirkan. So, apa sih Mawaddah itu??

Jumat, 15 November 2013

Sekolah Pra Nikah (SPN) #1



Pada tanggal 10 November 2013 adalah edisi perdana aku mengikuti sebuah komunitas yang Insya Alloh menurutku baik dan bermanfaat. Mungkin tidak sedikit orang yang meremehkanku mengikuti komunitas seperti ini dengan ‘ihh, ngapain sih ikutan kaya gitu?’, mungkin saja meledek dengan ‘cieeee….’, mungkin juga ada yang tidak begitu suka dengan menganggap aku sok, entah sok alim, sok pintar, atau sok yang lainnya dengan ‘owh…saiki wis melu sing ngono-ngono ta, ya ya ya’, ada juga yang mendukungku dengan ‘iya mbak, emang dah waktunya kok, lagian kaya gitu kan emang harus dipelajari, harus tahu ilmunya, semangat!!’.

Rabu, 13 November 2013

Sepucuk Surat Buat Adik

   
Kemarin, tertawa, bercanda habiskan waktu bersama
Bermain, bercerita segala asal kau tersenyum bahagia

Sabtu, 09 November 2013

Yang Kusuka #2


Buku
          Episode lalu aku telah menuliskan all about toko buku gramedia Solo. Mengapa??? Sudah bisa ditebak karena pada dasarnya aku memang suka membaca. Ya, aku suka membaca. Membaca apa saja (sebenarnya),

Selasa, 15 Oktober 2013

Sederhana, tapi Bahagia...



Sore kemarin, aku bersama Bapak, Ibu, mbak sepupu, dan keponakan mengunjungi kerabat yang sedang dirawat di RSUD Purworejo. Beliau adalah mantan kepala SD N Lugu (tempat Ibu mengabdikan diri sebagai pendidik), juga adik dari Pakdhe yang berada di Masaran, Sragen. Beliau adalah Pak Doni Haryadi. Ruang Pavilliun kamar nomor 17 adalah tempat yang kami tuju. Memasuki ruangan tersebut, Pak Doni sedang terlelap, tetapi

Kamis, 10 Oktober 2013

Dirimu yang Begini...

Aku benci dirimu...
Yang terlalu gengsi...
Yang selalu ingin minta orang lain mengerti..

Aku benci dirimu...

Sabtu, 05 Oktober 2013

Ya Allah, Tasku Disilet……!!!



Pagi itu, Fitroh memintaku untuk menemaninya membeli sepatu di Pasar Pagi Manahan. Kebetulan jam 9 dia ada janji untuk mengerjakan tugas kelompok, jadi tidak akan memakan waktu lama di Manahan. Mendengar alasan itu, “oke” jawabku padanya. 

Mio Soul hijau pun meluncur menuju Manahan dengan Fitroh di depan dan aku membonceng di belakangnya. Setiba di TKP, wuiihhh,

Sabtu, 28 September 2013

Selasa, 10 September 2013

DO IT NOW!!!!

Lakukan, Amrih!!!!

Bosan???




Membuat anak kecil mood untuk belajar itu tidaklah mudah, butuh perjuangan. Jangankan anak kecil, bahkan orang dewasa pun membutuhkan perjuangan ekstra.

Aku tidaklah pandai menggambar, tapi hasil gambarku kurasa juga tidak terlalu jelek. Menggambar memang menyenangkan, itulah salah satu aktivitas yang disukai Nanda ketika malas untuk belajar. Lagi-lagi kami pun menggambar bersama, tepatnya, aku diminta menggambar bersama Nanda. Dulu saat Nanda menggambar pemandangan, aku memilih menggambar perspektif sebuah ruangan. Kali ini, Nanda ikut-ikutan menggambar seperti punyaku. Mas Nanda, ayuuk kita beli buku sketsa aja, biar kalau pas bosen, kita menggambar bersama lagi… ^_^

Jengahkah Aku dengan ‘Kepercayaan’??




‘Kepercayaan’. Sebuah kata yang dulu sangat aku junjung, aku jaga karena begitu terhormatnya kata ini. Hingga suatu ketika aku tidak lagi menjunjungnya, tak lagi ingin menjaganya secara sembarangan. Bukan, bukan karena kata ini jelek, tak cantik, atau apalah kau menyebutnya. Namun, karena suatu hal terjadi padaku, dan aku mulai membenci mantera suci ini.

‘Toleransi’ dan ‘memaafkan’. Dua kata ini sungguh ajaib. Mantera yang sanggup menghilangkan kebencianku dengan ‘kepercayaan’. Lama-lama, aku pun mulai luluh dengan ‘kepercayaan’ gara-gara duo mantera ini. Aku hanya berharap, dua mantera ajaib ini sanggup mengembalikan rasa hormatku pada sebuah ‘kepercayaan’. Magic!! Aku berhasil menjaga rasa hormatku pada ‘kepercayaan’. Alamaaaakk,, darimana aku mempelajari mantera ajaib ini, ckckck…

Waktu terus berlalu, lagi-lagi aku mengalami krisis rasa hormat pada ‘kepercayaan’. Ya, aku mulai membencinya lagi. Namun, aku yang bodoh, atau aku yang terlalu taat pada ‘toleransi’ dan ‘memaafkan’??
“Sudahlah,,bagaimanapun juga, ‘memaafkan’ itu mulia,” bisik hati kecilku. Baiklah, aku turuti engkau wahai hati. Kucoba jalani hari, aku berdamai dengan hati, dengan ‘kepercayaan’. Meskipun kau meninggalkan jejak yang tak sanggup terhapus, tapi aku akan tetap setia pada “toleransi’ dan ‘memaafkan’.
……………………………………………….
Hari itu pun terjadi. Seseorang kecewa denganku karena sebuah ‘kepercayaan’. Mungkinkah ini karma baginya?? Ataukah aku yang lengah?? Ataukah aku yang lalai?? Ataukah aku yang jengah?? Ataukah aku memang tak pantas dipercaya??

Sudahlah engkau wahai yang mudah terbolak-balik,,,
Tak usah minta sebuah ‘kepercayaan’ dari siapapun. Tak usah engkau minta dipercaya. Ia akan mengalir dengan sendirinya, seperti rintik hujan yang jatuh dari awan hitam di langit sana…

Kamis, 29 Agustus 2013

Sungguh-sungguh__Sabar__Sukses


Hidupku selama ini membuat aku insaf untuk menjinakkan badai hidup, “mantra” man jadda wajada saja ternyata tidak cukup sakti. Antara sungguh-sungguh dan sukses itu tidak bersebelahan, tapi ada jarak. Jarak ini bisa hanya satu sentimeter, tapi bisa juga ribuan kilometer. Jarak ini bisa ditempuh dalam hitungan detik, tapi juga bisa puluhan tahun.
Jarak antara sungguh-sungguh dan sukses hanya bisa diisi sabar. Sabar yang aktif, sabar yang gigih, sabar yang tidak menyerah, sabar yang penuh dari pangkal sampai ujung yang paling ujung. Sabar yang bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan seakan-akan itu sebuah keajaiban dan keberuntungan. Padahal keberuntungan adalah sebuah hasil kerja keras, doa dan sabar yang berlebih-lebih.
Bagaimanapun tingginya impian, dia tetap wajib dibela habis-habisan walau hidup sudah digelung oleh nestapa akut. Hanya dengan sungguh-sungguhlah jalan sukses terbuka. Tapi hanya dengan sabarlah takdir itu terkuak menjadi nyata. Dan Tuhan selalu memilihkan yang terbaik dan paling kita butuhkan. Itulah hadiah Tuhan buat hati yang kukuh dan sabar.
Sabar itu awalnya terasa pahit, tetapi akhirnya lebih manis daripada madu. Dan alhamdulillah, aku sudah mereguk madu itu. Man shabara zhafira. Siapa yang sabar akan beruntung.
Ranah 3 Warna_hlm. 468-469

Hadapilah....


Anak-anakku…
Akan tiba masa ketika kalian dihadang badai dalam hidup. Bisa badai di luar diri kalian, bisa badai di dalam diri kalian. Hadapilah dengan tabah dan sabar, jangan lari. Badai pasti akan berlalu.

Anak-anakku…
Badai paling dahsyat dalam sejarah manusia adalah badai jiwa, badai rohani, badai hati. Inilah badai dalam perjalanan menemukan dirinya yang sejati. Inilah badai yang bisa membongkar dan mengempaskan iman, logika, kepercayaan diri, dan tujuan hidup. Akibat badai ini bisa lebih hebat dari badai ragawi. Menangilah badai rohani dengan iman dan sabar, kalian akan menjinakkan dunia akhirat.

Anak-anakku…
Bila badai datang. Hadapi dengan iman dan sabar. Laut tenang ada untuk dinikmati dan disyukuri. Sebaliknya laut badai ada untuk ditaklukkan, bukan ditangisi. Bukankah karakter pelaut andal ditatah oleh badai yang silih berganti ketika melintas lautan tak bertepi?

Ranah 3 Warna_hlm. 467

Tiga Mantra



Man jadda wajada : Siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses
Man shabara zhafira : Siapa yang bersabar akan beruntung
Man sara ala darbi washala : Siapa yang berjalan di jalannya akan sampai ke tujuan

“Sampai di tempat kos, yang yang pertama aku lakukan adalah salat dan melekatkan keningku lama-lama dan kuat-kuat di kepala sajadah. Rasanya inilah sujudku yang paling berarti selama ini. Betapa banyak nikmat yang aku lupakan dan aku anggap wajar dan biasa. Seakan-akan aku berhak mendapat nikmat itu tanpa usaha. Karena itu betapa sesatnya aku kalau sampai bermalas-malasan. Setiap kemalasan artinya memboroskan waktu sekarang, hari ini, detik ini. Padahal tidak ada jaminan apa pun bahwa besok, bahkan sedetik lagi, aku akan punya waktu yang lapang seperti sekarang. Sebuah pepatah Arab dari Pondok Madani berkelebat di ingatanku. Lan tarji’ ayyamullati madhat. Tak akan kembali hari-hari yang telah berlalu. Aku harus menggunakan waktuku sebaik mungkin, seefisien mungkin. Mulai sekarang, detik ini juga.”
Ranah 3 Warna_hlm. 164

Rabu, 31 Juli 2013

Pesan...


Jangan. Caranya ya sabar dulu, sabar lagi, sabar terus. J

Jangan, mendiamkan tidak menyelesaikan masalah, biarkan dulu reda, baru diberi pengertian, sakit memang, tapi itu keharusan…
Ingat saat rasul menyampaikan kebenaran di Thaif (kalau nggak salah) betapa keras kepalanya orang-orang di sana, rasul dimaki-maki bahkan dilukai, sampai malaikat dan gunung-gunung ingin menawarkan mau memberikan pelajaran kepada mereka, rasul berkata : jangan, mereka tidak tahu. So sweet banget kan..

Tetap disapa, meski nggak mempan tetap sampaikan, meski pahit tetap katakan kebenaran, setidaknya kita sudah menunaikan kewajiban kita, masalah hatinya terbuka atau tidak sudah bukan wilayah kerja kita, itu urusan ia sama dzat Yang Maha Membolak-balikkan hati

Jangan, sikap professional kita (tetap berbuat baik dan tetap menyapa meski ia tidak menerima) merupakan sebuah kewibawaan yang menjadi daya tarik dalam hatinya mempertimbangkan apa yang kita sampaikan, mungkin di bibir ia tidak menerima kita karena gengsi nggak mau kalah tapi siapa tahu hatinya bergejolak mendengar kebenaran.

Saya sadar betul beeeeraat memang mengalahkan ego, tapi agama dan bangsa ini butuh orang-orang yang mengalah dengan cantik untuk meraih kemenangan hakiki, itu hanya strategi, bisa jadi kitalah orang-orang yang dikirim Allah untuk meraih kemenangan itu semua.

Jika murni ikhlas karenaNya, insya Allah menambah pahala di 10 hari terakhir dan mengukir hari-hari indahmu pula di bulan berkah…
InsyaAllah ramadhan selanjutnya kita bertemu kembali dalam kondisi yang sangat berbeda yang jauh lebih baik  J

Tidak ada definisi mutlak, yang jelas, menghargai itu memberikan nilai yang pantas terhadap sesuatu. Menghargai pun ada koridor yang tak boleh dilanggar, jangan campuradukkan menghargai teman dengan hubungan vertikal dan horizontal J

Nggak salah, justru itu keharusan agar permasalahan yang pernah ada perlahan-lahan segera terhapuskan hingga tak bersisa bahkan meninggalkan luka sedikitpun tidak, tapi ingat jika orang yang bermasalah dengan kita, kita akrabi, teman-teman yang tidak bermasalahpun harus lebih jauh kita akrabi. Pendekatan persuasif dari segala arah insyaAllah akan segera menemukan titik terang


Selasa, 23 Juli 2013

Saat Amrih Ngambek Sama Mamel n Fair




Habibie & Ainun
Waktu itu lagi marak-maraknya peluncuran film Habibie & Ainun. Hampir semua orang, nggak anak-anak, remaja, dewasa, tua berantusias untuk menonton kisah cinta mantan presiden Indonesia ini di bioskop kesayangan masing-masing. Begitu pula dengan aku dan sahabat-sahabatku, tak ingin ketinggalan mengikuti kisan roman tersebut. Teman-teman kos mengajak nonton bareng, tapi nggak jadi-jadi karena nggak nemuin jadwal yang pas, ceileee, sok sibuk banget,hihi.. Teman-teman SIM juga ngajak nonton bareng, sms jarkom yang dikomandani Bang Rony pun meluncur ke hand phoneku. Namun, sayang seribu sayang, Bang Rony ngajaknya nggak banget milih timenya, secara aku saat itu masih di rumah, mana bisa nonton bareng?? L Untuk mengobati kekecewaan, aku dan sahabat-sahabatku (Fair, Mamel, Nisa, Mbak Ari) berencana nonton bareng kalau udah pada punya waktu luang. Kebetulan saat itu minggu-minggu penuh UKD (semacam kuis), jadi aku pun bersabar menanti para sahabat, yang penting bisa nonton bareng mereka. Tawaran teman-teman kos buat ngajak nobar lagi rela kutolak demi nobar bareng Fair, dkk.
***
Gagal Nonton
Waktu yang ditunggu datang juga. Tiba-tiba hpku berbunyi tanda sms masuk, dari Fair.

Kamis, 18 Juli 2013

Gara-gara Fitroh dan Andre


Awalnya kami sedang jalan-jalan ke book fair. Suka saja tiap melihat tumpukan buku-buku yang tertata menarik. Langkah kami tertuju  pada stand buku paling pojok. Kalau stand yang lain lebih memajang buku-buku agama, stand pojok satu ini juga memajang novel-novel. Fitroh pun tergoda ketika melihat ada kumpulan novel yang entah siapa pengarangnya, jujur saya benar-benar baru mengenalnya dan mendengarnya kala itu. Rasa penasaran pun tumbuh mencokol dalam batin saya dan seperti biasa berbondong-bondong pertanyaan saya tembakkan pada adik kos saya ini. Rasa penasaran pun semakin menggelitik lebih dalam ketika mendengar penjelasan panjang lebar dari Fitroh. Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin dan Ayahku (Bukan) Pembohong langsung diculik Fitroh malam itu. Sementara saya berhasil menculik Gurunya Manusia karya Munif Chatib.

Sesampai di kos, Gurunya Manusia langsung saya lahap. Belum habis melahap Gurunya Manusia, saya semakin digelitiki oleh dua buah karya Tere Liye yang telah diculik Fitroh tadi malam. Tak sanggup menahan rasa penasaran, akhirnya Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin pun ganti saya culik. Luar biasa, tidak ada setengah hari, saya mampu melahap novel karya Tere Liye ini. Bahkan saya sampai menangis sambil berlindung di balik bantal ketika membaca kisah Tania dalam novel tersebut.

Rabu, 17 Juli 2013

Atap dan Saya



Tahukah kawan? Beberapa malam terakhir ini, bulan terlihat begitu cantik, meski terlihat agak malu-malu menampakkan wajah indahnya sedikit demi sedikit . Saat hati dan pikiran terasa lelah, maka melihat sinar indahnya yang sendu akan menjadikan hati ini mak chesss…!!! Sejuuukkk, dingiiin…. (lebay mode on). Baiklah, cukup untuk edisi lebayisme, hehe. Sebenarnya saya teringat masa itu, masa di saat saya suka sekali sendirian menatap, menikmati rembulan dan bintang di atas sana.

Masa SMA. Pada masa ini, saya sudah belajar untuk hidup jauh dari orang tua (baca : ngekos). Kos yang saya tempati ini memiliki dua lantai. Lantai satu berisi ruang tamu, kamar, dapur, dan kamar mandi. Sedangkan lantai dua hanya digunakan untuk menjemur pakaian. Lantai dua menjadi tempat favorit anak-anak kos. Kok bisa????

Minggu, 14 Juli 2013

Rembulan Tenggelam di Wajahmu : Pelajaran Hari Ke-4 Ramadhan 1434 H


 Hari ini aku tidak pergi mendengarkan ceramah/kajian Ramadhan rutin di NH (tepatnya karena ketiduran dan mendadak ingat belum mengantar buku Udah Putusin Aja! yang akan dipinjam adik lesku). Aku pun menyetel radio, frekuensi 92.1 seperti biasa, mencari-cari ceramah, berharap bisa menggantikan ceramah yang tak aku ikuti di NH sore ini. Namun, apa mau dikata, hingga malam, ceramah itu tak kunjung kutemukan. Menyalakan TV?? Jujur, hari ini aku tak berminat.

Alhamdulillah, meskipun tak kunjung mendapat apa yang aku cari, tapi tanpa terasa sebenarnya aku telah mendapatkan pelajaran yang sangat berharga hari ini. Pelajaran yang Insya Allah dapat menggantikan pelajaran yang dapat kupetik dari ceramah/kajian yang tak kuikuti sore ini.

Ya, novel karya BangTere selalu memberiku pelajaran berharga. Biarlah orang mencela ketika melihatku membaca novel ini, lantas berkata mengapa tidak membaca buku yang lain saja? Mengapa tidak membaca buku agama saja? Oh, haruskah aku katakan, aku perlihatkan kepadamu saat aku membaca buku agama?

Cukup, aku hanya tidak ingin berdebat. Sungguh, sebenarnya aku ingin mengatakan ini kepadamu. Namun, lidah ini kelu, hanya jemari tangan yang mampu menyampaikan apa yang sebenarnya ingin kusampaikan.

Rabu, 10 Juli 2013

Ahlan Wa Sahlan Ramadhan 1434 H



Alhamdulillaahirobbil’aalamiin…

Yaa Rabb, rasa syukur yang tak terkira kala Engkau masih memberikan hamba kesempatan untuk merasakan indahnya malam pertama bulan Ramadhan tahun ini. Setelah beberapa hari terakhir ini saya was-was membayangkan bisakah mengikuti jamaah tarawih perdana di masjid kampus Nurul Huda (NH) UNS, akhirnya Engkau memberi kesempatan itu pada saya. Berangkat dari kos dengan niat dan semangat yang Insya Allah tulus, jamaah sholat Isya’ dan sholat Tarawih tadi malam berjalan dengan lancar, khusyu’, dan khidmat. Alunan ayat Al Qur’an yang dilantunkan oleh salah satu mahasiswa Sastra Arab angkatan 2012 kontan membuat bulir air mata saya tak tertahan lagi untuk menetes membasahi pipi.

Kamis, 13 Juni 2013

Sperma pun Berkata, "Aku tidak hina teman-teman..."


Jujur, niat awal saya mengikuti seminar nasional DEALOVA di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tanggal 9 Juni 2013 adalah agar bisa melihat Bang Tere, novelis favorit saya. Saya bahkan tidak peduli dengan isi materi yang akan saya dapatkan dari semnas ini. Dalam semnas tersebut terdapat tiga pembicara, diantaranya dr. Tonang Dwi Ardyanto SpPK, PhD, Makhyan Jibril Al-Farabi, dan Darwis Tere Liye. Ketika pembicara pertama, yaitu dr. Tonang menyampaikan materinya, saya pun mengubah niat saya tersebut. Ya, saya berniat insya ALLAH untuk mencari ilmu yang akan menjadi bekal hidup saya di dunia akhirat. Materi yang disampaikan oleh dr. Tonang bertemakan “Berawal dari Sperma”.