Get Gifs at CodemySpace.com

Rabu, 31 Juli 2013

Pesan...


Jangan. Caranya ya sabar dulu, sabar lagi, sabar terus. J

Jangan, mendiamkan tidak menyelesaikan masalah, biarkan dulu reda, baru diberi pengertian, sakit memang, tapi itu keharusan…
Ingat saat rasul menyampaikan kebenaran di Thaif (kalau nggak salah) betapa keras kepalanya orang-orang di sana, rasul dimaki-maki bahkan dilukai, sampai malaikat dan gunung-gunung ingin menawarkan mau memberikan pelajaran kepada mereka, rasul berkata : jangan, mereka tidak tahu. So sweet banget kan..

Tetap disapa, meski nggak mempan tetap sampaikan, meski pahit tetap katakan kebenaran, setidaknya kita sudah menunaikan kewajiban kita, masalah hatinya terbuka atau tidak sudah bukan wilayah kerja kita, itu urusan ia sama dzat Yang Maha Membolak-balikkan hati

Jangan, sikap professional kita (tetap berbuat baik dan tetap menyapa meski ia tidak menerima) merupakan sebuah kewibawaan yang menjadi daya tarik dalam hatinya mempertimbangkan apa yang kita sampaikan, mungkin di bibir ia tidak menerima kita karena gengsi nggak mau kalah tapi siapa tahu hatinya bergejolak mendengar kebenaran.

Saya sadar betul beeeeraat memang mengalahkan ego, tapi agama dan bangsa ini butuh orang-orang yang mengalah dengan cantik untuk meraih kemenangan hakiki, itu hanya strategi, bisa jadi kitalah orang-orang yang dikirim Allah untuk meraih kemenangan itu semua.

Jika murni ikhlas karenaNya, insya Allah menambah pahala di 10 hari terakhir dan mengukir hari-hari indahmu pula di bulan berkah…
InsyaAllah ramadhan selanjutnya kita bertemu kembali dalam kondisi yang sangat berbeda yang jauh lebih baik  J

Tidak ada definisi mutlak, yang jelas, menghargai itu memberikan nilai yang pantas terhadap sesuatu. Menghargai pun ada koridor yang tak boleh dilanggar, jangan campuradukkan menghargai teman dengan hubungan vertikal dan horizontal J

Nggak salah, justru itu keharusan agar permasalahan yang pernah ada perlahan-lahan segera terhapuskan hingga tak bersisa bahkan meninggalkan luka sedikitpun tidak, tapi ingat jika orang yang bermasalah dengan kita, kita akrabi, teman-teman yang tidak bermasalahpun harus lebih jauh kita akrabi. Pendekatan persuasif dari segala arah insyaAllah akan segera menemukan titik terang


Selasa, 23 Juli 2013

Saat Amrih Ngambek Sama Mamel n Fair




Habibie & Ainun
Waktu itu lagi marak-maraknya peluncuran film Habibie & Ainun. Hampir semua orang, nggak anak-anak, remaja, dewasa, tua berantusias untuk menonton kisah cinta mantan presiden Indonesia ini di bioskop kesayangan masing-masing. Begitu pula dengan aku dan sahabat-sahabatku, tak ingin ketinggalan mengikuti kisan roman tersebut. Teman-teman kos mengajak nonton bareng, tapi nggak jadi-jadi karena nggak nemuin jadwal yang pas, ceileee, sok sibuk banget,hihi.. Teman-teman SIM juga ngajak nonton bareng, sms jarkom yang dikomandani Bang Rony pun meluncur ke hand phoneku. Namun, sayang seribu sayang, Bang Rony ngajaknya nggak banget milih timenya, secara aku saat itu masih di rumah, mana bisa nonton bareng?? L Untuk mengobati kekecewaan, aku dan sahabat-sahabatku (Fair, Mamel, Nisa, Mbak Ari) berencana nonton bareng kalau udah pada punya waktu luang. Kebetulan saat itu minggu-minggu penuh UKD (semacam kuis), jadi aku pun bersabar menanti para sahabat, yang penting bisa nonton bareng mereka. Tawaran teman-teman kos buat ngajak nobar lagi rela kutolak demi nobar bareng Fair, dkk.
***
Gagal Nonton
Waktu yang ditunggu datang juga. Tiba-tiba hpku berbunyi tanda sms masuk, dari Fair.

Kamis, 18 Juli 2013

Gara-gara Fitroh dan Andre


Awalnya kami sedang jalan-jalan ke book fair. Suka saja tiap melihat tumpukan buku-buku yang tertata menarik. Langkah kami tertuju  pada stand buku paling pojok. Kalau stand yang lain lebih memajang buku-buku agama, stand pojok satu ini juga memajang novel-novel. Fitroh pun tergoda ketika melihat ada kumpulan novel yang entah siapa pengarangnya, jujur saya benar-benar baru mengenalnya dan mendengarnya kala itu. Rasa penasaran pun tumbuh mencokol dalam batin saya dan seperti biasa berbondong-bondong pertanyaan saya tembakkan pada adik kos saya ini. Rasa penasaran pun semakin menggelitik lebih dalam ketika mendengar penjelasan panjang lebar dari Fitroh. Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin dan Ayahku (Bukan) Pembohong langsung diculik Fitroh malam itu. Sementara saya berhasil menculik Gurunya Manusia karya Munif Chatib.

Sesampai di kos, Gurunya Manusia langsung saya lahap. Belum habis melahap Gurunya Manusia, saya semakin digelitiki oleh dua buah karya Tere Liye yang telah diculik Fitroh tadi malam. Tak sanggup menahan rasa penasaran, akhirnya Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin pun ganti saya culik. Luar biasa, tidak ada setengah hari, saya mampu melahap novel karya Tere Liye ini. Bahkan saya sampai menangis sambil berlindung di balik bantal ketika membaca kisah Tania dalam novel tersebut.

Rabu, 17 Juli 2013

Atap dan Saya



Tahukah kawan? Beberapa malam terakhir ini, bulan terlihat begitu cantik, meski terlihat agak malu-malu menampakkan wajah indahnya sedikit demi sedikit . Saat hati dan pikiran terasa lelah, maka melihat sinar indahnya yang sendu akan menjadikan hati ini mak chesss…!!! Sejuuukkk, dingiiin…. (lebay mode on). Baiklah, cukup untuk edisi lebayisme, hehe. Sebenarnya saya teringat masa itu, masa di saat saya suka sekali sendirian menatap, menikmati rembulan dan bintang di atas sana.

Masa SMA. Pada masa ini, saya sudah belajar untuk hidup jauh dari orang tua (baca : ngekos). Kos yang saya tempati ini memiliki dua lantai. Lantai satu berisi ruang tamu, kamar, dapur, dan kamar mandi. Sedangkan lantai dua hanya digunakan untuk menjemur pakaian. Lantai dua menjadi tempat favorit anak-anak kos. Kok bisa????

Minggu, 14 Juli 2013

Rembulan Tenggelam di Wajahmu : Pelajaran Hari Ke-4 Ramadhan 1434 H


 Hari ini aku tidak pergi mendengarkan ceramah/kajian Ramadhan rutin di NH (tepatnya karena ketiduran dan mendadak ingat belum mengantar buku Udah Putusin Aja! yang akan dipinjam adik lesku). Aku pun menyetel radio, frekuensi 92.1 seperti biasa, mencari-cari ceramah, berharap bisa menggantikan ceramah yang tak aku ikuti di NH sore ini. Namun, apa mau dikata, hingga malam, ceramah itu tak kunjung kutemukan. Menyalakan TV?? Jujur, hari ini aku tak berminat.

Alhamdulillah, meskipun tak kunjung mendapat apa yang aku cari, tapi tanpa terasa sebenarnya aku telah mendapatkan pelajaran yang sangat berharga hari ini. Pelajaran yang Insya Allah dapat menggantikan pelajaran yang dapat kupetik dari ceramah/kajian yang tak kuikuti sore ini.

Ya, novel karya BangTere selalu memberiku pelajaran berharga. Biarlah orang mencela ketika melihatku membaca novel ini, lantas berkata mengapa tidak membaca buku yang lain saja? Mengapa tidak membaca buku agama saja? Oh, haruskah aku katakan, aku perlihatkan kepadamu saat aku membaca buku agama?

Cukup, aku hanya tidak ingin berdebat. Sungguh, sebenarnya aku ingin mengatakan ini kepadamu. Namun, lidah ini kelu, hanya jemari tangan yang mampu menyampaikan apa yang sebenarnya ingin kusampaikan.

Rabu, 10 Juli 2013

Ahlan Wa Sahlan Ramadhan 1434 H



Alhamdulillaahirobbil’aalamiin…

Yaa Rabb, rasa syukur yang tak terkira kala Engkau masih memberikan hamba kesempatan untuk merasakan indahnya malam pertama bulan Ramadhan tahun ini. Setelah beberapa hari terakhir ini saya was-was membayangkan bisakah mengikuti jamaah tarawih perdana di masjid kampus Nurul Huda (NH) UNS, akhirnya Engkau memberi kesempatan itu pada saya. Berangkat dari kos dengan niat dan semangat yang Insya Allah tulus, jamaah sholat Isya’ dan sholat Tarawih tadi malam berjalan dengan lancar, khusyu’, dan khidmat. Alunan ayat Al Qur’an yang dilantunkan oleh salah satu mahasiswa Sastra Arab angkatan 2012 kontan membuat bulir air mata saya tak tertahan lagi untuk menetes membasahi pipi.