Get Gifs at CodemySpace.com

Rabu, 12 Oktober 2011

RENUNGKAN DENGAN NURANIMU YANG SUCI!!!!

Surat ini kutujukan untuk diriku sendiri dan saudara-saudaraku yang insya Allah akan tetap mencintai Allah dan rasul-Nya di atas segalanya, karena hanya dengan cinta itu yang dapat mengalahkan segalanya, cinta hakiki yang membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda, lebih bermakna, lebih indah.....

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati saudaraku yang kerapkali terisi oleh cinta selain-Nya, yang mudah sekali terlena oleh indahnya dunia, yang terkadang melakukan segalanya bukan karena-Nya. Lalu di ruang hatinya yang kelam, merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, entah dimana keikhlasan....
Meski saat itu kurasakan kekecewaan dan kelelahan, padahal Allah tidak pernah menanyakan hasil. Dia hanya melihat kesungguhan dalam berproses....

Surat ini kutujukan pula untuk jiwaku dan jiwa saudara-saudaraku yang mulai lelah menapaki jalan-Nya, yang mulai seringkali mengeluh, merasa terbebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang mulia. Padahal tiada kesakitan, kelelahan serta kepayahan yang dirasakan oleh seorang hamba melainkan Allah mengampuni dosanya.

Surat ini kutujukan untuk ruhku dan ruh saudara-saudaraku yang mulai terkikis oleh dunia yang menipu, serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh maksiat yang dinikmati, lalu dimanakah kejujuran diletakkan...? dan kini terabaikan sudah secara nurani yang bersih, saat ibadah hanya rutinitas belaka, saat fisik dan pikiran disibukkan oleh dunia, saat wajah menampakkan kebahagiaan yang semu. Coba lihatlah....apakah hatimu tertawa? Menangis? Atau merana...?

Surat ini kutujukan untuk diriku sendiri dan saudaraku yang sombong, yang terkadang bangga pada dirinya sendiri. Sungguh tiada satupun yang membuat kita lebih di hadapan-Nya selain ketaqwaan. Padahal kita menyadari bahwa tiap-tiap jiwa pasti akan mati, tapi kita masih bergulat dengan kefanaan.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati saudara-saudaraku yang mulai mati, saat tiada getar saat asma Allah disebut, saat tiada sesal ketika kebaikan terlewatkan begitu saja, saat tiada rasa dosa ketika mendzolimi diri dan saudaranya.

Akhirnya surat ini kutujukan untuk jiwa yang masih memiliki cahaya meskipun sedikit. Jangan biarkan cahaya itu padam. Maka terus kumpulkan cahaya itu hingga ia dapat menerangi wajah-wajah di sekeliling, memberikan keindahan Islam yang sesungguhnya, hanya dengan kekuatan dari-Nya...

Wallahua'lam bishowab


Sumber : Dari secarik kertas dengan sedikit perubahan

Lorong Zona Ibadah dan Zona Keluarga
Rumah Mawaddah
23:58

Selasa, 11 Oktober 2011

Cerita PPL (part 1)

Tepat satu bulan yang lalu, yaitu 12 September 2011, aku bersama 18 Laskar PPL SMP N 1 Kartasura memulai sebuah kehidupan baru. Sebuah kehidupan untuk membangun mental kami, mengasah kemampuan kami dalam mengajar, mendidik, dan kemampuan kami dalam berinteraksi, bersosialisasi dalam dunia kerja yang sesungguhnya.

Pada minggu pertama PPL, terasa sangat membosankan. Bayangkan saja, setiap hari kami datang ke sekolah itu dan kegiatan kami hanya observasi sebentar, setelah itu???tak ada pekerjaan (atau kami yang tak mampu mencari kesibukam???) dan hanya duduk, ngobrol,hmmmm.....benar-benar tak nyaman. Sempat 1x saat minggu pertama tersebut saya mencoba mengisi jam kosong, tepatnya di kelas VIII F jam terakhir, yaitu saat mata pelajaran Seni Tari. Seperti biasa, guru yang seharusnya mengajar hanya memberi tugas untuk mengerjakan LKS. Padahal, tugas seperti itu adalah tugas yang sangat dibenci anak-anak (saya bisa melihat dari ekspresi mereka saat mendengar tugas tersebut). Akhirnya, karena kebetulan tugas tersebut tidak dikumpulkan, anak-anak pun meminta untuk PR saja. Jam kosong pun saya isi dengan permainan dengan dipandu oleh teman PPL saya, Nur Anif, dari PPKn.

Minggu selanjutnya adalah jadwal untuk les cara mengajar dari masing-masing guru pamong. Guru pamong saya adalah Ibu Heni, guru mata pelajaran Matematika untuk kelas VIII. Beliau adalah seorang guru yang tegas, humoris, jelas dalam mengajar, dan asyik dalam bergaul. Pokoknya beliau adalah sosok guru yang bisa menyesuaikan situasi dan kondisi. Banyak hal yang bisa kami pelajari dari Bu Heni. Menurut Bu Heni, aku dan Nabila, partner PPLku dari pendidikan Matematika, tidak perlu terlalu lama mengikuti model les mengajar ini. Akhirnya, pada hari kedua dalam minggu les mengajar, kami sudah dipercayakan untuk memulai mengajar. Wow!!! Tak dapat kami sangkal, kami saat itu benar-benar deg-degan. Maklum saja, mental kami belum siap. Meskipun untuk tatap muka pertama dengan para siswa cukup diisi dengan perkenalan terlebih dahulu, tetap saja rasa dag dig dug itu tak dapat dihindarkan.

Nabila mendapat jatah untuk memegang kelas VIII E, sedangkan saya mendapat jatah memegang kelas VIII D. Meskipun demikian, kadang saya juga ikut Nabila mengajar kelas VIII E, dan begitu pula sebaliknya dengan Nabila. Baik kelas VIII D maupun kelas VIII E, keduanya sama-sama menyenangkan. Ikuti terus ceritaku yaaa..... ^_^

Lorong Zona Ibadah dan Zona Keluarga
Rumah Mawaddah
23:33 WIB