Hana
telah duduk di bangku panjang dekat pintu gerbong kereta api Prambanan Ekspres
(Prameks) jurusan Kutoarjo - Solo Balapan. Angkutan umum yang terbilang cukup
murah ini begitu memberikan kesan tersendiri bagi Hana. Cukup dengan Rp
12.000,00 ia bisa mendapatkan banyak cerita dari tiap perjalanannya. “Cerita
apa lagi ya yang akan kudapatkan hari ini?” gumamnya dalam hati. Cerita serakan
sampah di lantai gerbong terlalu membuatnya jenuh. Kisah hidup dari teman
duduknya selalu membuatnya lebih antusias. Mulai dari lika-liku kehidupan
seorang teknisi kapal laut, dosen, guru Bahasa Inggris yang membina para sopir
taksi di Solo, pekerja salon muslimah yang hanya lulusan SD, anggota DPRD, ahli
kimia yang bekerja di bidang alkes, guru sekaligus pebisnis batik Laweyan di
Kalimantan, hingga kekaguman orang Palu yang baru pertama kali naik kereta di
Pulau Jawa.
“Mandhap pundi, Mbak (Turun mana, Mbak)?”
sapa seorang ibu yang duduk di samping kiri Hana.