Waktu menunjukkan pukul 03.30
WIB, mata yang terpejam pun membuka sedikit demi sedikit ketika teman-teman
membangunkan tubuh ini. Ah, ternyata
sudah hampir mendekati stasiun Bekasi. Semua barang-barang pun disiapkan dan
dipastikan tidak ada yang tertinggal. Kurang lebih pukul 04.00 WIB kami sampai
di stasiun Bekasi. Alhamdulillah
tempat ini tidak mendapatkan musibah banjir, kami sangat bersyukur. Mushola pun
menjadi tempat tujuan pertama kami, kebetulan Dik Thiara, neng geulis dari Tambun ini belum memperlihatkan kibaran jilbabnya,
haiah! Hehe.. Sembari menunggu
jemputan Dik Thiara, kami pun bersih-bersih muka sekaligus wudhu dan menunaikan
shalat Shubuh. Setelah shalat Shubuh berjamaah, saya pun keluar dari mushola ingin
menikmati udara pagi Kota Bekasi. Namun, ada sesuatu yang membuatku kaget. Dug!! Barang bawaan kami, tas-tas, juga
koper yang berada di samping mushola tidak ada. Beberapa detik kemudian saya
bisa bernafas lega karena barang-barang kami sudah dipindah di Dikat toilet.
Usut punya usut, ternyata seorang Bapak Tua di depan mushola yang membawa sikat
gigi itu, baru saja memarahi Ulva dan Fair yang sedang menunggu barang bawaan
di saat kami sedang shalat. Bapak itu sungguh aneh, mengatakan Ulva dan Fair
ngobrol di tempat ibadah, padahal mereka sedang tilawah. Hmmm,, ya sudah, tanpa banyak bicara mereka pun memindahkan
barang-barang tersebut. Sepertinya Bapak Tua itu tidak 100%. Kemudian aku
mengirim sms kepada Dik Thiara, ternyata dia sudah ada di depan stasiun. Kami
pun keluar dari stasiun menuju tempat parkir mobil, kebetulan abinya Dik Thiara
membawa mobil pribadi. Karena jumlah rombongan kami yang terlalu banyak,
diputuskan bahwa kami dibagi menjadi dua kelompok. Saya, Mbak Erny, Aya, Atika,
Ulva, Yunita ikut mobil abi, sedangkan Dik
Thiara, Fair, Mamel, dan Mbak Ari naik angkot.
Minggu, 27 Januari 2013
Ekspedisi Ibukota #1 : Perjalanan Penuh Makna (18012013)
Hari ini Geng Rexona SeJu (Senior
Junior) akan meluncur menuju ibukota yang katanya sedang berubah wujud menjadi
‘kolam renang raksasa’. Mungkin banyak yang terheran-heran dan membatin dalam
hati, “Iki arek-arek ngerti Jakarta
banjir, malaaahh padha rana i karepe piye ta…”. Yapz! Mungkin terdengar sedikit aneh, tapi insya Allah perjalanan
kami membawa banyak hikmah, setidaknya bagi kami sendiri. Tanpa disangka-sangka
perjalanan kami pun memang penuh dengan keteledoran, hehehe (^_^)V.
Label:
al fatih,
inspiratif,
jakarta,
keteledoran,
konyol,
stasiun Jebres
Rabu, 25 Juli 2012
Bola-bola Gethuk Pisang Bertabur Salju Emas
Menjalani puasa Ramadhan di Solo berbeda dengan saat menjalaninya di rumah sendiri. Ketika di rumah, pada jam-jam seperti ini biasanya saya sudah mulai sibuk bersama ibu di dapur untuk menyiapkan menu berbuka. Ini cukup menarik bagi saya karena bisa menjadi ajang untuk belajar memasak. Berbeda dengan di Solo, karena menu untuk buka dan sahur cukup dengan membelinya di warung. Simpel, tapi menjadi tidak ada kesempatan untuk belajar memasak. Meskipun sebenarnya di kos ada dapur kecil, tetapi peralatan serta bumbu-bumbunya tidak selengkap di rumah. Ahh,,tak perlu mengeluh atau menyesal, just enjoy it. ^_^
Teringat saat hari Minggu, 22 Juli 2012, tepatnya hari kedua dalam bulan Ramadhan 1433 H versi pemerintah, saya mulai bereksperimen dengan ide aneh saya. Entah mengapa saya rindu sekali makan gethuk pisang. Ya, gethuk pisang buatan ibu berbeda dengan gethuk pisang dari Kediri atau dari daerah lainnya. Saya pun merayu-rayu ibu agar diperbolehkan untuk mencoba membuat gethuk pisang versi saya. Sambil membantu ibu menyiapkan pecel, menu berbuka pada sore itu, ibu mencari-cari apakah di belakang rumah ada Pisang Kepok yang belum matang. Alhamdulillah, yang dicari-cari ditemukan juga.
Chef Amrih siap beraksi lagi. Untuk membuat gethuk pisang ini, diperlukan bermacam-macam bahan, diantaranya :
Alhamdulillah eksperimen saya selesai. Seperti biasa, Bapak dan Ibu selalu tersenyum-senyum sendiri ketika melihat tingkah putri bungsunya memasak. Bagaimana tidak, saya selalu terlihat rempong. Entah itu karena ribet foto-foto maupun penataan bahan-bahan memasak yang sok-sokan ditata seperti acara masak di TV, hehe. "Maklum, lagi senang-senangnya bereksperimen Pak, Bu..," batin saya.
Teringat saat hari Minggu, 22 Juli 2012, tepatnya hari kedua dalam bulan Ramadhan 1433 H versi pemerintah, saya mulai bereksperimen dengan ide aneh saya. Entah mengapa saya rindu sekali makan gethuk pisang. Ya, gethuk pisang buatan ibu berbeda dengan gethuk pisang dari Kediri atau dari daerah lainnya. Saya pun merayu-rayu ibu agar diperbolehkan untuk mencoba membuat gethuk pisang versi saya. Sambil membantu ibu menyiapkan pecel, menu berbuka pada sore itu, ibu mencari-cari apakah di belakang rumah ada Pisang Kepok yang belum matang. Alhamdulillah, yang dicari-cari ditemukan juga.
Chef Amrih siap beraksi lagi. Untuk membuat gethuk pisang ini, diperlukan bermacam-macam bahan, diantaranya :
- Pisang kepok yang belum matang
- Gula merah
- Kelapa muda
- Sedikit garam
![]() |
Bola-bola Gethuk Pisang Bertabur Salju Emas |
- Kupas pisang, cuci, dan rebuslah dalam air mendidih
- Sambil menunggu pisang matang, parut kelapa muda secukupnya.
- Iris tipis-tipis gula merah.
- Masukkan sedikit garam pada parutan kelapa muda, tambahkan irisan gula merah, kemudian aduk rata.
- Tiriskan pisang yang telah matang, kemudian tumbuk pisang agar halus. (Dalam hal ini, saya lebih suka jika tumbukan pisang tidak terlalu halus, akan tetapi masih ada growolan-growolan pisang, sehingga masih terasa sensasi pisangnya ^_^)
- Campurkan parutan kelapa yang sudah diberi gula dan garam ke dalam tumbukan pisang. Aduk hingga merata.
- Setelah adonan merata, buat bola-bola gethuk pisang.
- Sajikan bola-bola gethuk pisang di atas piring, hias agar lebih menarik. Jangan lupa taburkan pula parutan kelapa di atasnya.
- BOLA-BOLA GETHUK PISANG BERTABUR SALJU EMAS siap dinikmati.
Alhasil, akhirnya adzan maghrib berkumandang. Alhamdulillah masih bisa menikmati buka pada puasa hari kedua bersama keluarga dan seorang sahabat kecilku, Septi Dwi Iswanti. Pecel dan gethuk pisang pun sudah melambai-lambai untuk segera kami santap bersama. Alhamdulillah...Besok-besok, izinkan saya bereksperimen lagi ya Bu... ^_^
![]() |
Pecel dan Gethuk Pisang |
@ kamar KOS MAWADDAH menjelang Ashar
Minggu, 22 Juli 2012
Capcay Kuah Sosis Spesial Ala Chef Amrih Queen
Alhamdulillah, masih bisa dipertemukan dengan bulan suci penuh berkah, bulan Ramadhan. Lebih bersyukur lagi, bisa membuka puasa pertama bersama keluarga tercinta. Oleh karena itu aku ingin memberikan sebuah tanda cinta untuk mereka, hehe. Yapz!! Sebuah hidangan sehat dan bergizi, insya Allah, kupersembahkan sebagai menu dalam buka puasa 1 Ramadhan 1433 H.
Bagaimana cara membuatnya?? Inilah resep ala Chef Amrih,,, ^ ^
Bagaimana cara membuatnya?? Inilah resep ala Chef Amrih,,, ^ ^
Jumat, 13 Juli 2012
Gara-gara Kehabisan Tiket
“Cepet mak...wis ditelpon Mbak Erny, dhewe wis
ditumbaske tiket. Mamel nembe wis taktelpon tak kon ning kosku, dheke gak
mudheng dalan ning Balapan,” kataku saat telepon Mak Fair.
“Pira tukune tiket?” tanya si Emak.
“Telu..” jawabku.
“Oke, otw kosmu Mak,” sahut Mak Fair.
Jumat, 06 Juli 2012
EMAK FAIRUZ AND EMAK AMRIH ^_^
Kamis, 14 Juni 2012
Langganan:
Postingan (Atom)