Get Gifs at CodemySpace.com

Minggu, 27 Januari 2013

Ekspedisi Ibukota #1 : Perjalanan Penuh Makna (18012013)


Hari ini Geng Rexona SeJu (Senior Junior) akan meluncur menuju ibukota yang katanya sedang berubah wujud menjadi ‘kolam renang raksasa’. Mungkin banyak yang terheran-heran dan membatin dalam hati, “Iki arek-arek ngerti Jakarta banjir, malaaahh padha rana i karepe piye ta…”. Yapz! Mungkin terdengar sedikit aneh, tapi insya Allah perjalanan kami membawa banyak hikmah, setidaknya bagi kami sendiri. Tanpa disangka-sangka perjalanan kami pun memang penuh dengan keteledoran, hehehe (^_^)V.
Segala persiapan dan kerempongan seperti packing, saya lakukan pada pagi hari mengingat kereta yang akan membawa kami menuju ibukota dijadwalkan berangkat pukul 16.55 WIB dari Stasiun Jebres, Surakarta. Setelah selesai packing, selanjutnya saya  harus menjemput kawan satu paket saya, Mak Fairuz, di Stasiun  Balapan Surakarta. Arek kocak ini ceritanya baru pulang kampung dari Banyuwangi City. Pukul 11.30 kereta Sancaka tiba di Balapan, si Emak sudah kelihatan batang hidungnya, langsung saja kami tancap gas menuju kos IC. Ooooppss!! Naluri emak-emak pun mulai muncul dalam benak kami, apalagi kalau bukan snack untuk di kereta. Duo emak ini kembali tancap gas menuju As Gross.  Di sana kami bertemu dengan salah satu anggota Geng Rexona Junior, Atika, yang nantinya akan ikut menuju ibukota.

KETELEDORAN-KETELEDORAN
Si Emak mulai kelaparan karena belum sempat sarapan, akhirnya kami mencari makanan yang bisa untuk mengganjal perut. Tiada nasi batagorpun jadi (- _ -)’ huufftt. Sambil makan batagor, Sang Duo sibuk calling taksi yang akan mengangkut saya, Emak Fair, Simbok Mamel, dan Mbak Ari menuju Stasiun Jebres. Waktu menunjukkan pukul 14.30, belum ada kepastian tentang taksi dan ternyata Fair belum packing (waaaa….gile aje ni anak). Akhirnya diputuskan pulang ke kos masing-masing dan PJ mencari taksi dilempar kepada saya (awas aja besok ya maaakkk… >.<).  Selesai mandi, saya menghubungi taksi dan alhamdulillah akhirnya kami mendapatkannya (huft,lega…). Mamel pun telah datang ke kos saya (tumben nggak telat), kami sudah siap, tinggal menunggu taksi yang akan menjemput dari kos Fair. Namun, betapa mak jleb saat dihubungi Fair bahwa taksinya sudah tidak ada. Usut punya usut setelah saya calling lagi, taksinya pergi karena terlalu lama menunggu Fair yang belum siap berangkat (alias belum selesai mandi, dkk), padahal waktu menunjukkan hampir pukul 16.00. Emaaaaakkkkk…>.<
Kami mulai kebingungan, tiket kereta masih dipegang Aya, anggota Rexona Junior. Padahal dia tidak bareng dalam berangkat ke Jebres.  Ternyata Yunita dan Ulva (mereka Rexona Junior) juga belum mendapatkan taksi. (Alamaaaakkk….). Akhirnya saya meminta Atika (yang sudah sampai di stasiun paling awal) untuk memesan taksi di stasiun agar menjemput saya dan teman-teman. “Oke,” jawab Atika. Alhamdulillah…
Setelah menunggu beberapa lama, taksi yang dinanti-nantikan tak kunjung datang. Padahal seharusnya tidak selama itu karena jarak stasiun yang tidak terlalu jauh. Waktu hampir pukul 16.30, saya mulai geregetan. Ada taksi yang sempat lewat, akan tetapi kami tolak karena sudah terlanjur pesan. Taksi yang dipesan tak kunjung datang dan waktu sudah mepet. Dengan tegas kami langsung memutuskan mengambil taksi lain yang juga lewat dan berpikir untuk membatalkan taksi yang sudah dipesan (salah siapa lama). Kami siap menuju kos Fair dengan super kencang, akan tetapi langsung putar balik karena Fair, Mbak Ari, Yunita, dan Ulva sudah mendapat taksi yang lain. Alhamdulillah kedua taksi sampai di stasiun dalam waktu yang hampir bersamaan dan belum telat. Saat di jalan, saya sempat dihubungi oleh taksi yang sudah dipesan (ternyata Atika memberikan nomor HP saya kepada sopir taksi itu). Beliau kecewa karena saya justru pergi terlebih dahulu (gimana ya Pak, saya juga bingung, terburu-buru, takut tertinggal kereta), saya pun meminta maaf. Di stasiun saya tidak melihat Atika, hanya ada Mbak Erny (batin saya, “Atika kemana sih?? Katanya tadi sudah di depan loket, dekat pintu masuk, kok nggak ada??”). Si pembawa tiket juga belum datang, ternyata masih di jalan. Untung saja dia tidak telat. Saya kroscek lagi jumlah anggota rombongan, diantaranya saya, Fair, Mamel, Mbek Erny,Mbak Ari, Aya, Yunita, Ulva. Lho, Atika kemanaaaa???? Tahukah teman-teman, Atika yang sudah sejak tadi ada di stasiun ternyata bukan di stasiun Jebres, tetapi Stasiun Balapan. Gubrak!!! Padahal kereta kami tidak berhenti di Balapan. Akhirnya dengan kecepatan super, Atika berangkat dari Balapan menuju Jebres. Sembari memanfaatkan waktu, anggota rombongan selain Fair, masuk ke kereta terlebih dahulu. Sementara Fair menunggu Atika. Waktu tinggal 5 menit, Atika belum juga datang, petugas telah mengingatkan. Fair dag dig dug, begitu pula anggota rombongan yang lain. Akhirnya yang ditunggu telah datang, tiket harus segera distempel. Ternyata segala kartu identitas Atika tertinggal di rumah, dompet juga tertinggal. What????? Dengan cas cis cus, proses melobby petugas pengecekan tiket pun berhasil, hahaha...
Keretapun berjalan sesaat setelah Fair dan Atika naik. Kontan saja semua geli mendengar cerita keanehan Atika ini, hohoho. Barang-barang sudah ditata, kami pun makan nasi yang sudah dipesankan oleh sie konsumsi, Yunita dan Ulva, sambil menikmati perjalanan kereta malam. Alhamdulillah kami satu gerbong dengan adik-adik magang SIM yang juga ikut ke ibukota serta bapak-bapak yang sangat ramah. Beberapa menit setelah kereta berangkat, saya dikagetkan dengan datangnya sms dari nomor asing. Betapa kagetnya saya, ternyata sms itu dari sopir taksi yang tadi saya batalkan.
Kira-kira seperti ini bunyi sms tersebut, “Mbak, lain kali kalau sudah pesan taksi ya jangan terus ditinggal begitu saja. Anak kuliahan kok begitu. Saya jadi rugi antre giliran taksi..”
Jlebb!!! Rasanya seperti jatuh dari tebing tinggi, nyangkut di cabang pohon dan berlanjut terantuk batu kasar yang besar-besar. (lebay version)
Saya merasa sangat bersalah, akhirnya saya pun ber-sms-an ria dengan pak sopir yang intinya saya meminta maaf dan sangat menyesali itu semua. Setelah menyatakan alasan mengapa sampai membatalkan taksi dan menawarkan kesediaan mengganti kerugian agar sama-sama adil dan tidak ada yang terdholimi, akhirnya sang sopir taksi bersedia memaafkan dan menasihati saya agar jangan seperti itu lagi. Alhamdulillah, cukup lega meski saya yakin pak sopir tadi masih kecewa dengan saya. Semoga hal ini tidak terulang lagi Tuhan..

CERITA INSPIRATIF
Adzan Maghrib telah terdengar, kami pun bersiap-siap untuk menunaikan kewajiban kami. Setelah antre wudhu di toilet kereta (airnya rasanya asin, apa mungkin ini air laut??), kami pun shalat Maghrib dan menjamak shalat Isya’ secara berjamaah. Rasanya begitu damai bisa melaksanakan shalat jamaah di dalam kereta. Kegiatan tilawah dan Al Ma’tsuratpun berlanjut setelah shalat jamaah selesai. Saya bersyukur sekali memiliki teman-teman yang cukup taat dalam beribadah meskipun berada dalam keramaian kereta ekonomi yang penuh lalu lalang dari pedagang, pengamen, maupun para penumpang. Sesampai di Jogja, banyak juga para mahasiswa UGM dan sekitarnya yang juga naik ke gerbong kami. Sepertinya mereka mempunyai tujuan yang sama dengan tujuan kami.
Sepanjang perjalanan, kami isi dengan cerita-cerita. Tanpa membuang kesempatan, kami pun request pada Bunda Erny untuk bercerita (bertausyah), entah itu sharing pengalaman maupun berbagi cerita inspiratif. Semua anggota Geng Rexona pun mendengarkan dengan seksama, meski sering terhalang oleh lalu lalang pedagang. Kebetulan posisi tempat duduk kami sangat mendukung, hanya terpisahkan oleh jalan di tengah gerbong. Berbagai cerita dari Bunda Erny sarat akan hikmah dan pelajaran. Di antara cerita-cerita inspiratif itu adalah  mengenai :
·      Penaklukan Konstantinopel dan Imperium Romawi
·      Kisah teladan Muhammad Al Fatih
·      Habit
·      Prinsip/idealisme jika kita berada dalam dunia kerja esok
·      Dinamika perjalanan usaha bisnis Mbak Erny
·      Syetan dan makluk ghaib lain di dunia ini (jin)
·      Hijab bagi kaum muslimah
·      Penunda kesuksesan
·      Dan lain-lain
Cerita-cerita ini berlangsung selama 4 jam, dari pukul 19.00-23.00. Selama 4 jam itu, satu per satu dari anggota geng mulai tumbang karena kelelahan dan mengantuk. Kami pun beristirahat memberikan hak atas titipan mata ini dan selalu berdoa agar kami diberi keselamatan hingga tempat tujuan serta pulangnya nanti. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan sahabat memberikan saran,komentar, ataupun kritik. Namun, ingat yaaa, tetap jaga kesopanan ^_^