Kawan Lama

Tekadang, engkau merasa hidup ini hampa. Terkadang, engkau merasa kamu tak berarti apa-apa. Terkadang, engkau memang terlalu toleran terhadap para setan untuk memasuki kehidupan kita, diri kita, pikiran kita, hati kita. Yaaahh…pikiran-pikiran negatif dan miskin akan rasa penuh syukur begitu bahagia menari-nari dalam otak dan hati.

Tetiba ada sebuah notifikasi yang mengundangku untuk bergabung bersama kawan-kawan lama.
Subhanallah, semacam gerimis yang dengan perlahan berganti menjadi air hujan, turun membasahi kebun rumahku yang terlihat mulai kering di sana-sini. Aku diundang oleh mereka, bukankah artinya keberadaanku masih diingat? Mencoba bergabung bersama mereka dalam canda, tawa, dan hangatnya kebersamaan. Aku pun termenung, mencoba memaknainya. Allah selalu datang di saat yang tepat. Ah, tidak. Bukankah Allah tak pernah pergi? Aku lah yang telah meninggalkanNya. Yaa Rabb, aku memohon ampun kepada Engkau Yang Maha Agung. Aku terkadang melupakan mereka, padahal Allah menginginkan agar aku bisa belajar lebih dari mereka.

MUDA GANESHA ’08, aku mencoba menelusurimu satu per satu. Aku tersenyum-senyum sendiri melihat kalian wahai kawan lamaku. Bodohnya aku melewatkan banyak kesempatan belajar darimu. Aku harus belajar banyak dari semangat, inspirasi, pola pikir, mimpi, dan masih banyak sisi lain dari setiap kalian. Aku merasa menemukan kembali sumber belajar yang selama ini terlewatkan. Ingin belajar menulis? Ada. Ingin membaca banyak buku-buku? Ada. Ingin bertualang bersama teman-teman? Ada. Ingin belajar dunia fotografi? Ada. Ingin punya komunitas blogger? Ada. Yang suka dengan segala kegiatan bersama anak-anak? Ada. Olahraga? Ada. Apalagi?? Tak akan kutemui kata ‘tak ada’. Allah, Engkau memang Maha Segalanya..