Get Gifs at CodemySpace.com

Jumat, 27 Juni 2014

Bukti Cinta Sang Komandan



Waktu menunjukkan pukul 02.00. Sang Komandan masih ingin setia bersama bantal gulingnya. Satu jam lagi, sekalian shubuhan, pikirnya. Satu setengah jam pun berlalu dan Sang Komandan benar-benar rela berpisah dengan bantal guling itu. Gemericik air yang mengalir membasahi muka, tangan, kepala, telinga, juga kakinya begitu terasa kesegarannya.
Ya, ini adalah ikhtiarnya untuk lebih mendekatkan pada Yang Maha Dekat untuk meminta. Pada siapa lagi Ia akan meminta keberkahan untuk hari bersejarahnya kali ini. Dua rokaat telah Ia tegakkan, saatnya bersimpuh memohon pada Yang Kuasa. Air mata tak mampu ia bendung lagi, rasa syukur tak henti-hentinya ia panjatkan. Kemarin Sang Komandan juga telah berusaha mewujudkan rasa syukurnya atas segala nikmat sehat, nikmat kecukupan, juga nikmat apapun hingga Ia bisa mencapai tahap ini. Hanya barokah juga manfaat yang selalu diharapkan Sang Komandan dari yang sedikit itu. Namun, seandainya Sang Komandan tahu, yang sedikit itu pasti akan menjadi berlipat sesuai janjiNya. Adzan Shubuh masih belum bergema, lantunan ayat suci pun terucap begitu syahdu hingga terdengar suara muadzin masjid terdekat membangunkan warga sekitar.

Segala persiapan telah Sang Komandan lakukan. Mulai dari fisik, rukhiyah, juga fikriyah. Doa dari ibu tercinta adalah dukungan terbesar baginya. Tentu saja termasuk doa orang-orang yang Ia sayangi juga menyayanginya. Waktu telah tiba, jam menunjukkan pukul 08.00 WIB. Hanya kepada Allahlah Sang Komandan berpasrah terhadap hasilnya nanti. Yang Ia tahu, sekarang Ia harus berjuang semaksimal mungkin melakukan yang terbaik, juga berdoa. 

Dua setengah jam telah terlewati. Segera Sang Komandan kabarkan kelegaan dan rasa syukur terhadap orang-orang terdekat. Karena apa? Karena Ia telah melewati ujian ini dengan cukup lancar, lewat izin Allah tentunya. Ada satu orang yang begitu Ia rindukan untuk segera Sang Komandan berikan kabar secara langsung. Ibu, ya, sosok yang begitu tulus mendukung putra satu-satunya, sosok yang begitu komandan cintai, wanita nomor satu dalam kahidupannya selama ini. Satu jam lamanya Ibu dan anak puteranya itu bercengkerama melalui pesawat telepon. Meskipun tidak bisa secara langsung memeluk Sang Ibu, tapi itu sudah menjadi obat termanis bagi Sang Komandan. Bagi Sang Ibu juga tentunya. Hingga air mata wanita ini tak mampu tertahan lagi, pecahlah tangisan haru seorang ibu, tangisan bangga seorang ibu untuk puteranya terkasih. Lagi, dan lagi, doa tulus dari Sang Ibu masih dan selalu mengiringi langkah Sang Komandan. Di balik suaranya, tak sadar air mata Sang Komandan pun ikut tertahan di ujung mata sendunya. Komandan!! Selamat berjuang untuk ujian selanjutnya. Doa kami selalu untukmu, FIGHTING… ^_^

Solo, 26 Juni 2014 _ pkl 22.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan sahabat memberikan saran,komentar, ataupun kritik. Namun, ingat yaaa, tetap jaga kesopanan ^_^