Get Gifs at CodemySpace.com

Minggu, 02 Juni 2013

Untuk Kakak Guruku, Bunda Erny


Malam ini aku merasa begitu tidak berguna. Membaca kisah sahabatku yang juga telah kuanggap sebagai kakak perempuanku, kuanggap guruku, juga kuanggap inspiratorku membuatku merasa bahwa aku adalah makhluk yang benar-benar kurang bersyukur. Erny Ratnawati, dialah sang pemilik kisah yang membuatku merasakan kegundahan ini.
Mendengar dan melihat kisah perjuangan heroiknya untuk mencapai mimpi-mimpinya, membuat aku ingin menangis. Ia begitu gigih, begitu optimis, dan begitu keras kepala bahwa ia yakin mimpi-mimpinya pasti akan terwujud, hanya dengan kuasa tanganNya. Ya Allah, mungkin satu hal yang pasti. Saat ini aku ternyata masih bersyukur kepadaMu. Bersyukur karena Engkau telah mengenalkanku, mempertemukanku dengan manusia penjemput mimpi ini. Manusia yang begitu taat kepadaMu, selalu teguh menjaga kemuslimahannya, manusia yang begitu cantik dan anggun dengan jilbab lebarnya, manusia yang begitu mempesona dengan kecerdasan dan kesabarannya.

Mbak Erny, tahukah kamu? Setiap mendengar kisahmu, tausiahmu, hatiku benar-benar merasakan kesejukan, kedamaian. Bahasamu begitu ringan dan mudah diterima oleh akal siapapun, menyentuh hati siapapun yang benar-benar mendengarkanmu. Aku masih ingat kala itu. Ketika kita membersamai adik-adik SIM 2012 bermalam di GunDul (Gunung Kidul). Setelah shalat jamaah Shubuh dan membaca Al Ma’tsurat bersama-sama, kau memberikan tausiah yang menyejukkan itu. Kau berpesan bahwa kita tak pernah tahu kapan ajal kita akan dijemput oleh Izrail. Kau mengatakan bahwa kebaikan-kebaikan yang selama ini kita anggap telah kita lakukan, belum tentu juga dianggap oleh ALLAH dengan sebuah kebaikan. Terkadang kita melalaikan pentingnya sebuah niat dari apa yang kita lakukan. Bahwa semua tergantung dari niat kita. Entah itu karena riya’, entah itu karena ingin eksis, atau mungkin memang benar-benar karena niat tulus ikhlas mengharap ridhoNya. Dari kisah selepas shubuh ini, aku dan Fair pun berinisiatif membentuk Liqa’ modern dengan murabbi yaitu Mbak Erny sendiri. Serasa ada kecocokan jiwa ketika mendapat nasihat-nasihat berharga darimu. Meskipun, inisiatif ini sempat terwujud untuk beberapa saat lamanya hingga kini entah bagaimana kabarnya,,,

Mbak Erny, meski aku baru mengenal dekat denganmu selama kurang lebih satu tahun, tapi aku merasa kau sangat dekat. Mimpi-mimpimu semakin nyata dan aku yakin kau memang pantas mendapatkannya. Perjuanganmu tak bisa dikalahkan oleh siapapun. Menginspirasi semua orang yang mengenalmu, bahkan mungkin seseorang yang belum mengenalmu. Aku pun termotivasi untuk membuka blog inspiratifmu ( www.ernyratnawati.com ). Tak ada tulisan dari tarian jemarimu yang sia-sia, semua inspiratif. Namun, ada satu tulisan yang menggelitik penasaranku untuk tak berhenti sekedar membaca judulnya, tapi sekaligus isinya. Ya, Special Love For My Beloved Mother. Semoga Engkau Selalu Bangga Denganku adalah tulisan yang menjawab kekagumanku dengan segala semangat rayamu. Baru kuketahui, ternyata inilah alasan di balik semua perjuangan besar kakak guruku. Demi seseorang yang sangat engkau cintai, seseorang yang sempat bertarung mempertahankan nyawa hidupnya karena penyakit naas itu. Ibu, ya, demi Ibu yang sungguh engkau hormati. Engkau ingin membuat beliau bangga mempunyai gadis muslimah yang pernah terlahir sungsang ini. Mbak, aku sempat teringat dengan kisah sahabat kita, Fair, yang juga mengalami hal yang sama sepertimu. Aku tahu sekali bagaimana perasaannya ketika seorang wanita yang melahirkannya berjuang melawan bocor ginjal kala itu. Penyakit yang juga menyerang budheku tersayang kira-kira setahun yang lalu. Aku hanya berpikir, dua sahabatku ini telah mengalami cobaan yang begitu besar. Sama-sama pernah merasakan hampir kehilangan wanita terhebat dalam hidupnya dan sama-sama mendapat kesempatan oleh ALLAH sebuah waktu agar masih bisa berbakti padanya. Yang kutahu, hingga detik ini dua sahabatku berjanji tak akan pernah lagi membuat wanita-wanita ini kecewa, sakit hati. Mbak, aku benar-benar merasa tak berguna. Mengapa aku kurang bersyukur dengan nikmat sehat yang ALLAH berikan pada ibuku hingga detik ini?? Tak mungkin aku harus menunggu ibuku mendapat ujian layaknya ibumu dan ibunya Fair. Durhakakah aku yang mungkin saat ini beliau sedang tertatih menangis dalam sujud malamnya, tak henti mendoakan anak yang tak tahu bersyukur ini sementara apa yang telah aku lakukan selama ini? Beliau tak pernah marah padaku, tapi apa yang aku tahu dari dasar hatinya? Bisa saja aku selalu mengecewakan dan membuatnya menangis sedih tanpa kutahu……………………………………………………………………………………………………………………………………………………......................................................................................................................................................................................................Entahlah, aku tak tahu harus menulis apa lagi saat ini. Mbak Erny, Mak Fair, terima kasih untuk sebuah ukhuwah ini. Terima kasih atas sebuah pembelajaran berharga dalam hidup ini. Love u cz ALLAH my sista…


6 komentar:

  1. aJIB... Subhanallah,, orang2 besar itu sudah ada di sekitar kita...
    aq ingat mimpimu k jerman, g jagi gara2 mamel telat, ktinggalan pesawat.. #mimpi yg aneh :)

    BalasHapus
  2. Emak tersayang : hahaha,, iya ya?? aku malah sempet lupa pernah mimpi itu. Suatu saat aku n mamel g kan ketinggalan pesawat yang ke jerman lagi mak, aamiin... ;)

    Bunda Erny : love u too kakaaakkk,,, dah mbolang kemane aje kakaaakk?? :)

    BalasHapus
  3. Melu komentar, menyapa TANTE ERNY
    wkwkwkwkwk

    BalasHapus
  4. waaa....

    ranger merah dari GunDul dataaaannnggg >.<

    BalasHapus

Silahkan sahabat memberikan saran,komentar, ataupun kritik. Namun, ingat yaaa, tetap jaga kesopanan ^_^