Malam ini aku merasa
begitu tidak berguna. Membaca kisah sahabatku yang juga telah kuanggap sebagai
kakak perempuanku, kuanggap guruku, juga kuanggap inspiratorku membuatku merasa
bahwa aku adalah makhluk yang benar-benar kurang bersyukur. Erny Ratnawati,
dialah sang pemilik kisah yang membuatku merasakan kegundahan ini.
Mendengar
dan melihat kisah perjuangan heroiknya untuk mencapai mimpi-mimpinya, membuat
aku ingin menangis. Ia begitu gigih, begitu optimis, dan begitu keras kepala
bahwa ia yakin mimpi-mimpinya pasti akan terwujud, hanya dengan kuasa
tanganNya. Ya Allah, mungkin satu hal yang pasti. Saat ini aku ternyata masih
bersyukur kepadaMu. Bersyukur karena Engkau telah mengenalkanku,
mempertemukanku dengan manusia penjemput mimpi ini. Manusia yang begitu taat
kepadaMu, selalu teguh menjaga kemuslimahannya, manusia yang begitu cantik dan
anggun dengan jilbab lebarnya, manusia yang begitu mempesona dengan kecerdasan
dan kesabarannya.
Mbak Erny, tahukah
kamu? Setiap mendengar kisahmu, tausiahmu, hatiku benar-benar merasakan kesejukan,
kedamaian. Bahasamu begitu ringan dan mudah diterima oleh akal siapapun,
menyentuh hati siapapun yang benar-benar mendengarkanmu. Aku masih ingat kala
itu. Ketika kita membersamai adik-adik SIM 2012 bermalam di GunDul (Gunung
Kidul). Setelah shalat jamaah Shubuh dan membaca Al Ma’tsurat bersama-sama, kau
memberikan tausiah yang menyejukkan itu. Kau berpesan bahwa kita tak pernah
tahu kapan ajal kita akan dijemput oleh Izrail. Kau mengatakan bahwa
kebaikan-kebaikan yang selama ini kita anggap telah kita lakukan, belum tentu
juga dianggap oleh ALLAH dengan sebuah kebaikan. Terkadang kita melalaikan
pentingnya sebuah niat dari apa yang kita lakukan. Bahwa semua tergantung dari
niat kita. Entah itu karena riya’, entah itu karena ingin eksis, atau mungkin
memang benar-benar karena niat tulus ikhlas mengharap ridhoNya. Dari kisah
selepas shubuh ini, aku dan Fair pun berinisiatif membentuk Liqa’ modern dengan
murabbi yaitu Mbak Erny sendiri. Serasa ada kecocokan jiwa ketika mendapat
nasihat-nasihat berharga darimu. Meskipun, inisiatif ini sempat terwujud untuk
beberapa saat lamanya hingga kini entah bagaimana kabarnya,,,
Mbak Erny, meski aku
baru mengenal dekat denganmu selama kurang lebih satu tahun, tapi aku merasa
kau sangat dekat. Mimpi-mimpimu semakin nyata dan aku yakin kau memang pantas
mendapatkannya. Perjuanganmu tak bisa dikalahkan oleh siapapun. Menginspirasi
semua orang yang mengenalmu, bahkan mungkin seseorang yang belum mengenalmu. Aku
pun termotivasi untuk membuka blog inspiratifmu ( www.ernyratnawati.com ). Tak ada
tulisan dari tarian jemarimu yang sia-sia, semua inspiratif. Namun, ada satu
tulisan yang menggelitik penasaranku untuk tak berhenti sekedar membaca
judulnya, tapi sekaligus isinya. Ya, Special Love For My Beloved Mother. Semoga Engkau Selalu
Bangga Denganku adalah tulisan yang menjawab kekagumanku dengan
segala semangat rayamu. Baru kuketahui, ternyata inilah alasan di balik semua
perjuangan besar kakak guruku. Demi seseorang yang sangat engkau cintai,
seseorang yang sempat bertarung mempertahankan nyawa hidupnya karena penyakit
naas itu. Ibu, ya, demi Ibu yang sungguh engkau hormati. Engkau ingin membuat
beliau bangga mempunyai gadis muslimah yang pernah terlahir sungsang ini. Mbak,
aku sempat teringat dengan kisah sahabat kita, Fair, yang juga mengalami hal
yang sama sepertimu. Aku tahu sekali bagaimana perasaannya ketika seorang
wanita yang melahirkannya berjuang melawan bocor ginjal kala itu. Penyakit yang
juga menyerang budheku tersayang kira-kira setahun yang lalu. Aku hanya
berpikir, dua sahabatku ini telah mengalami cobaan yang begitu besar. Sama-sama
pernah merasakan hampir kehilangan wanita terhebat dalam hidupnya dan sama-sama
mendapat kesempatan oleh ALLAH sebuah waktu agar masih bisa berbakti padanya.
Yang kutahu, hingga detik ini dua sahabatku berjanji tak akan pernah lagi membuat
wanita-wanita ini kecewa, sakit hati. Mbak, aku benar-benar merasa tak berguna.
Mengapa aku kurang bersyukur dengan nikmat sehat yang ALLAH berikan pada ibuku
hingga detik ini?? Tak mungkin aku harus menunggu ibuku mendapat ujian layaknya
ibumu dan ibunya Fair. Durhakakah aku yang mungkin saat ini beliau sedang
tertatih menangis dalam sujud malamnya, tak henti mendoakan anak yang tak tahu
bersyukur ini sementara apa yang telah aku lakukan selama ini? Beliau tak pernah
marah padaku, tapi apa yang aku tahu dari dasar hatinya? Bisa saja aku selalu
mengecewakan dan membuatnya menangis sedih tanpa kutahu……………………………………………………………………………………………………………………………………………………......................................................................................................................................................................................................Entahlah,
aku tak tahu harus menulis apa lagi saat ini. Mbak Erny, Mak Fair, terima kasih
untuk sebuah ukhuwah ini. Terima kasih atas sebuah pembelajaran berharga dalam
hidup ini. Love u cz ALLAH my sista…
aJIB... Subhanallah,, orang2 besar itu sudah ada di sekitar kita...
BalasHapusaq ingat mimpimu k jerman, g jagi gara2 mamel telat, ktinggalan pesawat.. #mimpi yg aneh :)
amrih, i love u coz allah
BalasHapusEmak tersayang : hahaha,, iya ya?? aku malah sempet lupa pernah mimpi itu. Suatu saat aku n mamel g kan ketinggalan pesawat yang ke jerman lagi mak, aamiin... ;)
BalasHapusBunda Erny : love u too kakaaakkk,,, dah mbolang kemane aje kakaaakk?? :)
Melu komentar, menyapa TANTE ERNY
BalasHapuswkwkwkwkwk
waaa....
BalasHapusranger merah dari GunDul dataaaannnggg >.<
Awassss ............. ada monster datang!
Hapus