Sabtu, 28 September 2013
MAWADDAH : Setiap Momen Bersamamu
Rabu, 11 September 2013
Selasa, 10 September 2013
Bosan???
Aku tidaklah pandai
menggambar, tapi hasil gambarku kurasa juga tidak terlalu jelek. Menggambar memang
menyenangkan, itulah salah satu aktivitas yang disukai Nanda ketika malas untuk
belajar. Lagi-lagi kami pun menggambar bersama, tepatnya, aku diminta
menggambar bersama Nanda. Dulu saat Nanda menggambar pemandangan, aku memilih
menggambar perspektif sebuah ruangan. Kali ini, Nanda ikut-ikutan menggambar
seperti punyaku. Mas Nanda, ayuuk kita beli buku sketsa aja, biar kalau pas
bosen, kita menggambar bersama lagi… ^_^
Label:
adik les,
bosan,
menggambar,
mood belajar
Jengahkah Aku dengan ‘Kepercayaan’??
‘Kepercayaan’.
Sebuah kata yang dulu sangat aku junjung, aku jaga karena begitu terhormatnya
kata ini. Hingga suatu ketika aku tidak lagi menjunjungnya, tak lagi ingin
menjaganya secara sembarangan. Bukan, bukan karena kata ini jelek, tak cantik,
atau apalah kau menyebutnya. Namun, karena suatu hal terjadi padaku, dan aku
mulai membenci mantera suci ini.
‘Toleransi’ dan ‘memaafkan’.
Dua kata ini sungguh ajaib. Mantera yang sanggup menghilangkan kebencianku
dengan ‘kepercayaan’. Lama-lama, aku pun mulai luluh dengan ‘kepercayaan’
gara-gara duo mantera ini. Aku hanya berharap, dua mantera ajaib ini sanggup
mengembalikan rasa hormatku pada sebuah ‘kepercayaan’. Magic!! Aku berhasil menjaga rasa hormatku pada ‘kepercayaan’.
Alamaaaakk,, darimana aku mempelajari mantera ajaib ini, ckckck…
Waktu terus berlalu,
lagi-lagi aku mengalami krisis rasa hormat pada ‘kepercayaan’. Ya, aku mulai
membencinya lagi. Namun, aku yang bodoh, atau aku yang terlalu taat pada ‘toleransi’
dan ‘memaafkan’??
“Sudahlah,,bagaimanapun
juga, ‘memaafkan’ itu mulia,” bisik hati kecilku. Baiklah, aku turuti engkau
wahai hati. Kucoba jalani hari, aku berdamai dengan hati, dengan ‘kepercayaan’.
Meskipun kau meninggalkan jejak yang tak sanggup terhapus, tapi aku akan tetap
setia pada “toleransi’ dan ‘memaafkan’.
……………………………………………….
Hari itu pun terjadi.
Seseorang kecewa denganku karena sebuah ‘kepercayaan’. Mungkinkah ini karma
baginya?? Ataukah aku yang lengah?? Ataukah aku yang lalai?? Ataukah aku yang
jengah?? Ataukah aku memang tak pantas dipercaya??
Sudahlah engkau
wahai yang mudah terbolak-balik,,,
Tak usah minta
sebuah ‘kepercayaan’ dari siapapun. Tak usah engkau minta dipercaya. Ia akan
mengalir dengan sendirinya, seperti rintik hujan yang jatuh dari awan hitam di
langit sana…
Kamis, 29 Agustus 2013
Sungguh-sungguh__Sabar__Sukses
Hidupku selama ini membuat aku insaf untuk menjinakkan badai hidup, “mantra” man jadda wajada saja ternyata tidak cukup sakti. Antara sungguh-sungguh dan sukses itu tidak bersebelahan, tapi ada jarak. Jarak ini bisa hanya satu sentimeter, tapi bisa juga ribuan kilometer. Jarak ini bisa ditempuh dalam hitungan detik, tapi juga bisa puluhan tahun.
Jarak antara sungguh-sungguh dan sukses hanya bisa diisi sabar. Sabar yang aktif, sabar yang gigih, sabar yang tidak menyerah, sabar yang penuh dari pangkal sampai ujung yang paling ujung. Sabar yang bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan seakan-akan itu sebuah keajaiban dan keberuntungan. Padahal keberuntungan adalah sebuah hasil kerja keras, doa dan sabar yang berlebih-lebih.
Bagaimanapun tingginya impian, dia tetap wajib dibela habis-habisan walau hidup sudah digelung oleh nestapa akut. Hanya dengan sungguh-sungguhlah jalan sukses terbuka. Tapi hanya dengan sabarlah takdir itu terkuak menjadi nyata. Dan Tuhan selalu memilihkan yang terbaik dan paling kita butuhkan. Itulah hadiah Tuhan buat hati yang kukuh dan sabar.
Sabar itu awalnya terasa pahit, tetapi akhirnya lebih manis daripada madu. Dan alhamdulillah, aku sudah mereguk madu itu. Man shabara zhafira. Siapa yang sabar akan beruntung.
Ranah 3 Warna_hlm. 468-469
Label:
ranah 3 warna,
sabar,
sukses,
sungguh-sungguh
Hadapilah....
Anak-anakku…
Akan tiba masa
ketika kalian dihadang badai dalam hidup. Bisa badai di luar diri kalian, bisa
badai di dalam diri kalian. Hadapilah dengan tabah dan sabar, jangan lari.
Badai pasti akan berlalu.
Anak-anakku…
Badai paling dahsyat
dalam sejarah manusia adalah badai jiwa, badai rohani, badai hati. Inilah badai
dalam perjalanan menemukan dirinya yang sejati. Inilah badai yang bisa
membongkar dan mengempaskan iman, logika, kepercayaan diri, dan tujuan hidup.
Akibat badai ini bisa lebih hebat dari badai ragawi. Menangilah badai rohani
dengan iman dan sabar, kalian akan menjinakkan dunia akhirat.
Anak-anakku…
Bila badai datang.
Hadapi dengan iman dan sabar. Laut tenang ada untuk dinikmati dan disyukuri.
Sebaliknya laut badai ada untuk ditaklukkan, bukan ditangisi. Bukankah karakter
pelaut andal ditatah oleh badai yang silih berganti ketika melintas lautan tak
bertepi?
Ranah 3 Warna_hlm. 467
Langganan:
Postingan (Atom)