Get Gifs at CodemySpace.com

Selasa, 11 Oktober 2011

Cerita PPL (part 1)

Tepat satu bulan yang lalu, yaitu 12 September 2011, aku bersama 18 Laskar PPL SMP N 1 Kartasura memulai sebuah kehidupan baru. Sebuah kehidupan untuk membangun mental kami, mengasah kemampuan kami dalam mengajar, mendidik, dan kemampuan kami dalam berinteraksi, bersosialisasi dalam dunia kerja yang sesungguhnya.

Pada minggu pertama PPL, terasa sangat membosankan. Bayangkan saja, setiap hari kami datang ke sekolah itu dan kegiatan kami hanya observasi sebentar, setelah itu???tak ada pekerjaan (atau kami yang tak mampu mencari kesibukam???) dan hanya duduk, ngobrol,hmmmm.....benar-benar tak nyaman. Sempat 1x saat minggu pertama tersebut saya mencoba mengisi jam kosong, tepatnya di kelas VIII F jam terakhir, yaitu saat mata pelajaran Seni Tari. Seperti biasa, guru yang seharusnya mengajar hanya memberi tugas untuk mengerjakan LKS. Padahal, tugas seperti itu adalah tugas yang sangat dibenci anak-anak (saya bisa melihat dari ekspresi mereka saat mendengar tugas tersebut). Akhirnya, karena kebetulan tugas tersebut tidak dikumpulkan, anak-anak pun meminta untuk PR saja. Jam kosong pun saya isi dengan permainan dengan dipandu oleh teman PPL saya, Nur Anif, dari PPKn.

Minggu selanjutnya adalah jadwal untuk les cara mengajar dari masing-masing guru pamong. Guru pamong saya adalah Ibu Heni, guru mata pelajaran Matematika untuk kelas VIII. Beliau adalah seorang guru yang tegas, humoris, jelas dalam mengajar, dan asyik dalam bergaul. Pokoknya beliau adalah sosok guru yang bisa menyesuaikan situasi dan kondisi. Banyak hal yang bisa kami pelajari dari Bu Heni. Menurut Bu Heni, aku dan Nabila, partner PPLku dari pendidikan Matematika, tidak perlu terlalu lama mengikuti model les mengajar ini. Akhirnya, pada hari kedua dalam minggu les mengajar, kami sudah dipercayakan untuk memulai mengajar. Wow!!! Tak dapat kami sangkal, kami saat itu benar-benar deg-degan. Maklum saja, mental kami belum siap. Meskipun untuk tatap muka pertama dengan para siswa cukup diisi dengan perkenalan terlebih dahulu, tetap saja rasa dag dig dug itu tak dapat dihindarkan.

Nabila mendapat jatah untuk memegang kelas VIII E, sedangkan saya mendapat jatah memegang kelas VIII D. Meskipun demikian, kadang saya juga ikut Nabila mengajar kelas VIII E, dan begitu pula sebaliknya dengan Nabila. Baik kelas VIII D maupun kelas VIII E, keduanya sama-sama menyenangkan. Ikuti terus ceritaku yaaa..... ^_^

Lorong Zona Ibadah dan Zona Keluarga
Rumah Mawaddah
23:33 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan sahabat memberikan saran,komentar, ataupun kritik. Namun, ingat yaaa, tetap jaga kesopanan ^_^