Sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sejak awal, hari ini adalah hari terakhir Geng Inspiratif mengisi
liburan di ibukota. Kami akan mengisi hari terakhir dengan mengunjungi salah
satu tempat klasik, yaitu Kota Tua. Sementara itu, adik-adik ingin mengunjungi
TMII. Sampai pukul 06.00 WIB belum disepakati tempat mana yang akan kami
kunjungi. Namun, entah mengapa hari ini perasaan malas bepergian melanda
saya,dkk. Kebetulan cuaca di Pejuang Jaya tampak mendung pekat. Selain itu,
tiba-tiba Mamel terserang ‘pancingen’.
Didukung kondisi tubuh yang masih merasa kecapekan, maka saya, Mamel, Fair,
Nisa, dan Mbak Ari sepakat untuk istirahat di rumah, menyiapkan fisik untuk
pulang nanti malam. Kereta yang akan kami naiki menuju Solo berangkat pukul
19.46 WIB dari Stasiun Senen. Fair menghubungi Mbak Erny mengabarkan
kesepakatan kami. Mereka memaklumi, akan tetapi Mbak Erny, dkk tetap akan ke
TMII sampai dhuhur, dilanjutkan ke Kota Tua hingga sore. Kami pun hanya
berpesan agar hati-hati mengingat cuaca akan hujan deras dan meminta agar
adik-adik dipastikan tidak ketinggalan kereta untuk nanti malam.
Bekasi
diguyur hujan pagi itu. Kami yang telah beres-beres rumah, memanfaatkan waktu
yang cukup panjang ini untuk mencuci baju-baju kotor, menyeterika, serta packing. Sambil menunggu cucian kering,
kami tiduran sembari menonton televisi. Kebetulan Nisa membeli otak-otak di
warung depan. Akhirnya dia menggoreng otak-otak tersebut, lalu disajikan
bersama saus pedas dan secangkir coklat panas. Sajian yang tepat di kala hujan
turun dan cuaca yang cukup dingin. Mengingat hujan semakin deras, kami pun
khawatir dengan rombongan yang berada di TMII. Akhirnya kami menghubungi mereka
dan meminta agar tidak usah pergi ke Kota Tua. TMII juga mengalami hujan deras
dan memang telah diputuskan oleh mereka untuk membatalkan kunjungan ke Kota
Tua. Mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu di TMII hingga sore hari,
sekalian langsung menuju Stasiun Senen. Saya dan Fair bernafas lega…
Setelah
ditemui Mbak Erny dan dipertemukan dengan Thiara, dkk yang sudah lebih dulu
sampai di stasiun, saya langsung minta izin kepada mereka untuk mencari mushola
dan melaksanakan shalat Maghrib serta jamak Isya’ berjamaah. Mushola yang kami
temukan sangat tidak representatif. Ukurannya sangat kecil hingga kami cukup
kesulitan untk melaksanakan shalat. Kami berharap pemerintah lebih
memperhatikan untuk menyediakan fasilitas-fasilitas umum yang representatif.
Sebagian telah selesai shalat, sebagian lagi sedang antre. Mbak Erny, Thiara,
dan Anis pamit pulang. Mbak Erny tidak ikut pulang bersama rombongan karena ia
akan mampir di tempat kakaknya di Cikarang. Setelah semua anggota rombongan
selesai shalat, kami segera bergegas menuju pintu masuk peron 3 untuk
menstempel tiket. Semua tiket telah distempel, kami pun menunggu kedatangan
kereta Bengawan di sebelah jalur 3.
Kereta
Bengawan pun tiba, kami segera masuk ke gerbong 3 dan mencari tempat duduk
sesuai nomor tiket. Barang bawaan telah selesai ditata, semua anggota
rombongan, terutama adik-adik, segera terlelap karena kecapekan. Kebetulan
jumlah pedagang yang ada tidak sebanyak seperti saat keberangkatan kemarin.
Pukul 05.00 WIB kereta sampai di Stasiun Kutoarjo. Saya beserta teman-teman
terbangun dan langsung antre untuk mengambil air wudhu. Tidak terasa dua jam
lagi kami hampir sampai di Solo. Satu jam berlalu, kereta telah sampai di
daerah Jogja. Entah mengapa bagi saya Jogja adalah kota yang selalu punya khas
dan memberikan kenangan yang takkan pernah terlupa. Sekitar pukul 07.00 kereta
telah sampai di stasiun terakhir, Stasiun Jebres. Alhamdulillah kami selamat
sampai di Solo. Setelah cukup lama mempeributkan masalah taksi, akhirnya kami
pulang menuju kos masing-masing dengan diantar oleh taksi Kosti. Mbolang ke
Ibukota kali ini benar-benar penuh inspirasi…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan sahabat memberikan saran,komentar, ataupun kritik. Namun, ingat yaaa, tetap jaga kesopanan ^_^