Hari ini Geng Inspiratif (Geng
Rexona beralih nama sejak mengikuti acara hari Minggu kemarin) berencana untuk mbolang ke Kota Hujan, Bogor. Tepatnya,
kami akan mengunjungi oase di tengah panasnya padang pasir ibukota. Yapz! Kebun Raya Bogor menjadi tujuan
mbolang kami. Rombongan geng yang terpisah menjadi dua tempat ini telah
berjanji untuk berangkat dari rumah masing-masing pukul 07.30 WIB, agar tidak
terlalu siang jika di jalan terkena macet. Oleh karena itu, kami bergegas
melaksanakan aktivitas pagi (beres-beres rumah, mencuci baju, mandi, sarapan,
dll). Rupanya penyakit orang Indonesia masih bersemayam, kami molor 1 jam dan
baru berangkat dari rumah pukul 08.30 WIB (walaaahh…).
Perjalanan pertama naik angkot 30 menuju terminal Bekasi dengan ongkos Rp 5.000,00. Sesampai di terminal Bekasi sekitar pukul 09.30 WIB. Kondisi kebersihan tempat umum di Indonesia memang menyedihkan, bagaimana tidak banjir kalau sampah bertebaran dimana-mana dan menimbulkan bau tak sedap yang sangat menyengat. Berawal dari diri sendiri, yuuk biasakan membuang sampah pada tempatnya. Kembali ke cerita saya, rombongan Thiara, dkk ternyata belum sampai di terminal. Akhirnya kami mencari tempat duduk untuk menunggu mereka. Setengah jam berlangsung, belum juga terlihat rombongan geulis-geulis dari Tambun ini. Saya pun menghubungi mereka dan tidak ada yang mengangkat telepon saya. Saya hubungi lagi, alhamdulillah Yunita mengangkat telepon. Betapa shock saat itu, ternyata mereka belum berangkat dari rumah (Apaaaa???). Waktu telah menunjukkan pukul 10.00 WIB, ini masalah waktu dan akhirnya saya,dkk memutuskan untuk naik bus terlebih dahulu menuju Bogor. Kami memilih bus Kramatdjati tujuan Bogor, ongkos yang harus kami bayar Rp 12.000,00/orang. Karena bus yang kami naiki adalah bus AC, maka kami melewati jalan tol. Perjalanan hanya memakan waktu sekitar 1,5 jam dan kami bisa tidur di sepanjang perjalanan. Saat hampir mendekati kota Bogor, saya terbangun oleh Hp yang bergetar: sms dari Thiara. Ternyata rombongan mereka baru berada di sekitar Bekasi dikarenakan mereka salah naik bus. Bus yang mereka tumpangi bukan bus AC, melainkan ekonomi, sehingga tidak melewati jalan tol, ck ck ck. Mungkin benar kata Fair, selalu ada hal lebih yang didapatkan bagi orang yang menghargai waktu. Selanjutnya saya lebih memilih untuk tidak melanjutkan tidur, tetapi menikmati panorama Kota Bogor dan kesejukan udara di Kota Hujan ini. Tidak lama kemudian bus telah sampai di terminal Barang Siang, kami turun dan cuaca mulai gerimis. Namun kami tidak bingung, karena jas hujan telah disiapkan J. Kami ingin berjalan sampai di Kebun Raya Bogor, akan tetapi setelah bertanya pada ibu-ibu pedagang di terminal, disarankan untuk naik angkot 06 atau 13 mengingat jika tetap berjalan kaki jaraknya lumayan jauh. Jika naik angkot, bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 15 menit. Akhirnya kami naik angkot 13 dengan biaya Rp 2,000,00/orang. Dalam perjalanan tersebut, angkot kami melewati Istana Bogor dan juga kampus IPB. Saat melewati Istana Bogor, kami melihat kawanan rusa yang sangat lucu. Aku bersyukur kepada Allah karena telah diberi kesempatan untuk menikmati pemandangan luar biasa ini. Ketika di depan kampus IPB, saya teringat teman-teman yang kuliah di sini. Dalam hati saya berkata, pasti mereka betah belajar di tempat yang sejuk seperti ini.
Perjalanan pertama naik angkot 30 menuju terminal Bekasi dengan ongkos Rp 5.000,00. Sesampai di terminal Bekasi sekitar pukul 09.30 WIB. Kondisi kebersihan tempat umum di Indonesia memang menyedihkan, bagaimana tidak banjir kalau sampah bertebaran dimana-mana dan menimbulkan bau tak sedap yang sangat menyengat. Berawal dari diri sendiri, yuuk biasakan membuang sampah pada tempatnya. Kembali ke cerita saya, rombongan Thiara, dkk ternyata belum sampai di terminal. Akhirnya kami mencari tempat duduk untuk menunggu mereka. Setengah jam berlangsung, belum juga terlihat rombongan geulis-geulis dari Tambun ini. Saya pun menghubungi mereka dan tidak ada yang mengangkat telepon saya. Saya hubungi lagi, alhamdulillah Yunita mengangkat telepon. Betapa shock saat itu, ternyata mereka belum berangkat dari rumah (Apaaaa???). Waktu telah menunjukkan pukul 10.00 WIB, ini masalah waktu dan akhirnya saya,dkk memutuskan untuk naik bus terlebih dahulu menuju Bogor. Kami memilih bus Kramatdjati tujuan Bogor, ongkos yang harus kami bayar Rp 12.000,00/orang. Karena bus yang kami naiki adalah bus AC, maka kami melewati jalan tol. Perjalanan hanya memakan waktu sekitar 1,5 jam dan kami bisa tidur di sepanjang perjalanan. Saat hampir mendekati kota Bogor, saya terbangun oleh Hp yang bergetar: sms dari Thiara. Ternyata rombongan mereka baru berada di sekitar Bekasi dikarenakan mereka salah naik bus. Bus yang mereka tumpangi bukan bus AC, melainkan ekonomi, sehingga tidak melewati jalan tol, ck ck ck. Mungkin benar kata Fair, selalu ada hal lebih yang didapatkan bagi orang yang menghargai waktu. Selanjutnya saya lebih memilih untuk tidak melanjutkan tidur, tetapi menikmati panorama Kota Bogor dan kesejukan udara di Kota Hujan ini. Tidak lama kemudian bus telah sampai di terminal Barang Siang, kami turun dan cuaca mulai gerimis. Namun kami tidak bingung, karena jas hujan telah disiapkan J. Kami ingin berjalan sampai di Kebun Raya Bogor, akan tetapi setelah bertanya pada ibu-ibu pedagang di terminal, disarankan untuk naik angkot 06 atau 13 mengingat jika tetap berjalan kaki jaraknya lumayan jauh. Jika naik angkot, bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 15 menit. Akhirnya kami naik angkot 13 dengan biaya Rp 2,000,00/orang. Dalam perjalanan tersebut, angkot kami melewati Istana Bogor dan juga kampus IPB. Saat melewati Istana Bogor, kami melihat kawanan rusa yang sangat lucu. Aku bersyukur kepada Allah karena telah diberi kesempatan untuk menikmati pemandangan luar biasa ini. Ketika di depan kampus IPB, saya teringat teman-teman yang kuliah di sini. Dalam hati saya berkata, pasti mereka betah belajar di tempat yang sejuk seperti ini.
CERITA DI KEBUN RAYA BOGOR
Sambil
menunggu Thiara,dkk yang sedang sholat di mushola, kami berfoto-foto ria di
lapangan luas di dekat KRB. Karena yang ditunggu ternyata lama sekali, kami pun
melanjutkan perjalanan menuju rumah anggrek. Mamel sangat terobsesi ke tempat
itu. Namun, malang yang kami dapatkan. Ternyata rumah-rumah koleksi tanaman
telah ditutup jika melewati pukul 15.30. Berdasarkan info yang kami tanyakan
pada salah seorang pekerja di KRB, Kebun Raya Bogor sendiri ditutup pukul 17.30
WIB. Alhasil kami hanya bisa menikmati koleksi tanaman yang bisa kami lihat.
Seluruh anggota geng Inspiratif akhirnya bertemu di Jembatan Gantung, salah satu
fasilitas menarik di kebun ini. Jembatan Gantung ini berwarna merah dan hanya
bisa menampung maksimal 10 orang. Tak lupa kami mengabadikan kenangan ini. Hari
semakin sore, keinginan untuk mengunjungi Istana Bogor dan Bunga Bangkai pun
kami tunda. Kebetulan Bunga Bangkainya sedang tidak berbunga. Kami segera
berjalan menuju gerbang utama KRB untuk pulang. Sebelum kembali naik angkot 13
menuju terminal Barang siang, kami membeli es durian (5rb) sebagai pelepas
dahaga. Perjalanan angkot telah sampai di terminal, tak lupa saya membeli roti
unyil khas Bogor (seperti yang disarankan Adi kemarin). Harga roti unyil @ Rp
1.100,00 dan saya membeli satu kardus seharga Rp 20.000,00 dengan berbagai rasa
yang merata. Fair membeli asinan untuk dibawa ke rumah Nisa. Nisa dan adiknya
telah kecapekan, kami juga telah diwanti-wanti agar tidak pulang terlalu malam
untuk menghindari kemacetan. Akhirnya kami berpisah kembali dengan Thiara,dkk
karena mereka ingin mengisi perut terlebih dahulu.
Saya,dkk
naik bus AC jurusan Bekasi, Sinar Jaya. Sambil menunggu bus terisi penuh oleh
penumpang, saya dan kawan-kawan duduk melepas lelah, meregangkan otot-otot kaki
yang sejak kemarin telah digunakan untuk perjalanan jauh. Pukul 18.10 bus
berangkat menuju Bekasi. Perjalanan pulang ini lebih cepat setengah jam
dibandingkan perjalanan saat berangkat tadi. Kebtulan saya tidak tidur selama
perjalanan pulang karena lebih memilih untuk menikmati keindahan malam di kota
Bogor hingga kota Jakarta dengan kerlap-kelip lampunya. Satu jam berlalu, Sinar
Jaya berhenti di terminal Bekasi. Para penumpang turun, kami segera berganti
mencari angkot 10 dengan tujuan Pondok Ungu. Dengan ongkos sebesar Rp
3.000,00/orang kami tiba di Pondok Ungu dan beralih ke angkot 31 menuju Gardu.
Dari Pondok Ungu menuju Gardu dibebani ongkos sebesar Rp 4.000,00/orang. Tidak
lama kemudian kami telah sampai di rumah Nisa. Ibu Nisa yang sejak tadi
menunggu kedatangan kami, akhirnya bernafas lega. Saya segera mandi karena
merasa sangat gerah. Setelah mandi, kami
shalat dan makan malam sambil berbagi cerita dengan Ibu Nisa. Malam
telah cukup larut. Ibu Nisa, Mamel, Mbak Ari telah mengistirahatkan mata
mereka. Sementara itu, saya, Nisa, dan Fair masih sibuk menghitung segala
pengeluaran hari ini dan mengembalikan segala talangan masing-masing (dasar
ibu-ibu, hehe). Nurul, adik Nisa yang
cantik ini, belum ikut tidur. Akhirnya saya minta tolong pada dia untuk
mengarsipkan foto-foto kami hari ini. Ah….sungguh
perjalanan yang menyenangkan. Suatu saat, aku akan kembali lagi ke Bogor. Aku
telah jatuh hati pada Kota Hujan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan sahabat memberikan saran,komentar, ataupun kritik. Namun, ingat yaaa, tetap jaga kesopanan ^_^