Hari ini Geng Rexona SeJu (Senior
Junior) akan meluncur menuju ibukota yang katanya sedang berubah wujud menjadi
‘kolam renang raksasa’. Mungkin banyak yang terheran-heran dan membatin dalam
hati, “Iki arek-arek ngerti Jakarta
banjir, malaaahh padha rana i karepe piye ta…”. Yapz! Mungkin terdengar sedikit aneh, tapi insya Allah perjalanan
kami membawa banyak hikmah, setidaknya bagi kami sendiri. Tanpa disangka-sangka
perjalanan kami pun memang penuh dengan keteledoran, hehehe (^_^)V.
Segala persiapan dan kerempongan seperti packing, saya lakukan pada pagi hari mengingat kereta yang akan
membawa kami menuju ibukota dijadwalkan berangkat pukul 16.55 WIB dari Stasiun
Jebres, Surakarta. Setelah selesai packing,
selanjutnya saya harus menjemput kawan
satu paket saya, Mak Fairuz, di Stasiun
Balapan Surakarta. Arek kocak ini ceritanya baru pulang kampung dari Banyuwangi City. Pukul 11.30 kereta
Sancaka tiba di Balapan, si Emak sudah kelihatan batang hidungnya, langsung
saja kami tancap gas menuju kos IC. Ooooppss!!
Naluri emak-emak pun mulai muncul dalam benak kami, apalagi kalau bukan snack untuk di kereta. Duo emak ini kembali
tancap gas menuju As Gross. Di sana kami
bertemu dengan salah satu anggota Geng Rexona Junior, Atika, yang nantinya akan
ikut menuju ibukota.
KETELEDORAN-KETELEDORAN
Si Emak mulai kelaparan karena
belum sempat sarapan, akhirnya kami mencari makanan yang bisa untuk mengganjal
perut. Tiada nasi batagorpun jadi (- _ -)’ huufftt.
Sambil makan batagor, Sang Duo sibuk calling
taksi yang akan mengangkut saya, Emak Fair, Simbok Mamel, dan Mbak Ari menuju
Stasiun Jebres. Waktu menunjukkan pukul 14.30, belum ada kepastian tentang
taksi dan ternyata Fair belum packing (waaaa….gile aje ni anak). Akhirnya
diputuskan pulang ke kos masing-masing dan PJ mencari taksi dilempar kepada
saya (awas aja besok ya maaakkk…
>.<). Selesai mandi, saya
menghubungi taksi dan alhamdulillah akhirnya kami mendapatkannya (huft,lega…). Mamel pun telah datang ke
kos saya (tumben nggak telat), kami sudah
siap, tinggal menunggu taksi yang akan menjemput dari kos Fair. Namun, betapa mak jleb saat dihubungi Fair bahwa
taksinya sudah tidak ada. Usut punya usut setelah saya calling lagi, taksinya pergi karena terlalu lama menunggu Fair yang
belum siap berangkat (alias belum selesai mandi, dkk), padahal waktu
menunjukkan hampir pukul 16.00. Emaaaaakkkkk…>.<
Kami mulai kebingungan, tiket
kereta masih dipegang Aya, anggota Rexona Junior. Padahal dia tidak bareng dalam berangkat ke Jebres. Ternyata Yunita dan Ulva (mereka Rexona
Junior) juga belum mendapatkan taksi. (Alamaaaakkk….).
Akhirnya saya meminta Atika (yang sudah sampai di stasiun paling awal) untuk
memesan taksi di stasiun agar menjemput saya dan teman-teman. “Oke,” jawab
Atika. Alhamdulillah…
Setelah menunggu beberapa lama,
taksi yang dinanti-nantikan tak kunjung datang. Padahal seharusnya tidak selama
itu karena jarak stasiun yang tidak terlalu jauh. Waktu hampir pukul 16.30,
saya mulai geregetan. Ada taksi yang
sempat lewat, akan tetapi kami tolak karena sudah terlanjur pesan. Taksi yang
dipesan tak kunjung datang dan waktu sudah mepet. Dengan tegas kami langsung
memutuskan mengambil taksi lain yang juga lewat dan berpikir untuk membatalkan
taksi yang sudah dipesan (salah siapa lama). Kami siap menuju kos Fair dengan
super kencang, akan tetapi langsung putar balik karena Fair, Mbak Ari, Yunita,
dan Ulva sudah mendapat taksi yang lain. Alhamdulillah kedua taksi sampai di
stasiun dalam waktu yang hampir bersamaan dan belum telat. Saat di jalan, saya
sempat dihubungi oleh taksi yang sudah dipesan (ternyata Atika memberikan nomor
HP saya kepada sopir taksi itu). Beliau kecewa karena saya justru pergi
terlebih dahulu (gimana ya Pak, saya juga bingung, terburu-buru, takut tertinggal
kereta), saya pun meminta maaf. Di stasiun saya tidak melihat Atika, hanya ada
Mbak Erny (batin saya, “Atika kemana sih??
Katanya tadi sudah di depan loket, dekat pintu masuk, kok nggak ada??”). Si pembawa tiket juga belum datang, ternyata masih
di jalan. Untung saja dia tidak telat. Saya kroscek
lagi jumlah anggota rombongan, diantaranya saya, Fair, Mamel, Mbek Erny,Mbak
Ari, Aya, Yunita, Ulva. Lho, Atika
kemanaaaa???? Tahukah teman-teman, Atika yang sudah sejak tadi ada di stasiun
ternyata bukan di stasiun Jebres, tetapi Stasiun Balapan. Gubrak!!! Padahal kereta kami tidak berhenti di Balapan. Akhirnya
dengan kecepatan super, Atika berangkat dari Balapan menuju Jebres. Sembari
memanfaatkan waktu, anggota rombongan selain Fair, masuk ke kereta terlebih
dahulu. Sementara Fair menunggu Atika. Waktu tinggal 5 menit, Atika belum juga
datang, petugas telah mengingatkan. Fair dag
dig dug, begitu pula anggota rombongan yang lain. Akhirnya yang ditunggu
telah datang, tiket harus segera distempel. Ternyata segala kartu identitas
Atika tertinggal di rumah, dompet juga tertinggal. What????? Dengan cas cis cus,
proses melobby petugas pengecekan
tiket pun berhasil, hahaha...
Keretapun berjalan sesaat setelah
Fair dan Atika naik. Kontan saja semua geli mendengar cerita keanehan Atika
ini, hohoho. Barang-barang sudah
ditata, kami pun makan nasi yang sudah dipesankan oleh sie konsumsi, Yunita dan
Ulva, sambil menikmati perjalanan kereta malam. Alhamdulillah kami satu gerbong
dengan adik-adik magang SIM yang juga ikut ke ibukota serta bapak-bapak yang
sangat ramah. Beberapa menit setelah kereta berangkat, saya dikagetkan dengan
datangnya sms dari nomor asing. Betapa kagetnya saya, ternyata sms itu dari
sopir taksi yang tadi saya batalkan.
Kira-kira seperti ini bunyi sms tersebut,
“Mbak, lain kali kalau sudah pesan taksi ya jangan terus ditinggal begitu saja.
Anak kuliahan kok begitu. Saya jadi rugi antre giliran taksi..”
Jlebb!!!
Rasanya seperti jatuh dari tebing tinggi, nyangkut di cabang pohon dan
berlanjut terantuk batu kasar yang besar-besar. (lebay version)
Saya merasa sangat bersalah,
akhirnya saya pun ber-sms-an ria dengan pak sopir yang intinya saya meminta
maaf dan sangat menyesali itu semua. Setelah menyatakan alasan mengapa sampai
membatalkan taksi dan menawarkan kesediaan mengganti kerugian agar sama-sama
adil dan tidak ada yang terdholimi, akhirnya sang sopir taksi bersedia
memaafkan dan menasihati saya agar jangan seperti itu lagi. Alhamdulillah, cukup lega meski saya
yakin pak sopir tadi masih kecewa dengan saya. Semoga hal ini tidak terulang
lagi Tuhan..
CERITA INSPIRATIF
Adzan Maghrib telah terdengar,
kami pun bersiap-siap untuk menunaikan kewajiban kami. Setelah antre wudhu di
toilet kereta (airnya rasanya asin, apa mungkin ini air laut??), kami pun
shalat Maghrib dan menjamak shalat Isya’ secara berjamaah. Rasanya begitu damai
bisa melaksanakan shalat jamaah di dalam kereta. Kegiatan tilawah dan Al
Ma’tsuratpun berlanjut setelah shalat jamaah selesai. Saya bersyukur sekali
memiliki teman-teman yang cukup taat dalam beribadah meskipun berada dalam
keramaian kereta ekonomi yang penuh lalu lalang dari pedagang, pengamen, maupun
para penumpang. Sesampai di Jogja, banyak juga para mahasiswa UGM dan
sekitarnya yang juga naik ke gerbong kami. Sepertinya mereka mempunyai tujuan
yang sama dengan tujuan kami.
Sepanjang
perjalanan, kami isi dengan cerita-cerita. Tanpa membuang kesempatan, kami pun request pada Bunda Erny untuk bercerita
(bertausyah), entah itu sharing
pengalaman maupun berbagi cerita inspiratif. Semua anggota Geng Rexona pun mendengarkan
dengan seksama, meski sering terhalang oleh lalu lalang pedagang. Kebetulan
posisi tempat duduk kami sangat mendukung, hanya terpisahkan oleh jalan di
tengah gerbong. Berbagai cerita dari Bunda Erny sarat akan hikmah dan
pelajaran. Di antara cerita-cerita inspiratif itu adalah mengenai :
· Penaklukan Konstantinopel dan
Imperium Romawi
· Kisah teladan Muhammad Al Fatih
· Habit
· Prinsip/idealisme jika kita
berada dalam dunia kerja esok
· Dinamika perjalanan usaha bisnis
Mbak Erny
· Syetan dan makluk ghaib lain di
dunia ini (jin)
· Hijab bagi kaum muslimah
· Penunda kesuksesan
· Dan lain-lain
Cerita-cerita ini
berlangsung selama 4 jam, dari pukul 19.00-23.00. Selama 4 jam itu, satu per
satu dari anggota geng mulai tumbang karena kelelahan dan mengantuk. Kami pun
beristirahat memberikan hak atas titipan mata ini dan selalu berdoa agar kami
diberi keselamatan hingga tempat tujuan serta pulangnya nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan sahabat memberikan saran,komentar, ataupun kritik. Namun, ingat yaaa, tetap jaga kesopanan ^_^