Hari ini aku tidak pergi mendengarkan ceramah/kajian Ramadhan rutin di NH (tepatnya karena ketiduran dan mendadak ingat belum mengantar buku Udah Putusin Aja! yang akan dipinjam adik lesku). Aku pun menyetel radio, frekuensi 92.1 seperti biasa, mencari-cari ceramah, berharap bisa menggantikan ceramah yang tak aku ikuti di NH sore ini. Namun, apa mau dikata, hingga malam, ceramah itu tak kunjung kutemukan. Menyalakan TV?? Jujur, hari ini aku tak berminat.
Alhamdulillah,
meskipun tak kunjung mendapat apa yang aku cari, tapi tanpa terasa sebenarnya
aku telah mendapatkan pelajaran yang sangat berharga hari ini. Pelajaran yang
Insya Allah dapat menggantikan pelajaran yang dapat kupetik dari ceramah/kajian
yang tak kuikuti sore ini.
Ya, novel karya BangTere selalu memberiku pelajaran berharga. Biarlah orang mencela ketika
melihatku membaca novel ini, lantas berkata mengapa tidak membaca buku yang
lain saja? Mengapa tidak membaca buku agama saja? Oh, haruskah aku katakan, aku
perlihatkan kepadamu saat aku membaca buku agama?
Cukup, aku hanya tidak
ingin berdebat. Sungguh, sebenarnya aku ingin mengatakan ini kepadamu. Namun,
lidah ini kelu, hanya jemari tangan yang mampu menyampaikan apa yang sebenarnya
ingin kusampaikan.
“Kau mungkin belum
pernah khatam membaca karya-karya Bang Tere, itu hakmu, aku tak pernah memaksa.
Tapi, kumohon, bacalah sebelum engkau mencelaku.”
“Lewat
novel-novelnya, Bang Tere selalu berusaha menyampaikan kepada kita tentang
kesederhanaan menyikapi hidup. Seperti sederhananya kehidupan beliau, yang
hingga saat ini, aku bahkan kesulitan mencari kisah hidup beliau yang lebih
pribadi. Beliau sungguh sederhana, menurutku, beliau tak ingin orang lain jauh
mengetahui tentang kehidupannya, keluarganya.”
Kembali ke
permasalahan awal..
“Bukankah belajar
bisa dari mana saja? Dari apa saja? Juga dari siapa saja? Dan kapan saja? Dan
inilah salah satu dari caraku belajar memahami hidup, memaknai hidup. Sekali
lagi, salah satu. Mungkin belum sekarang, tapi aku yakin, kelak apa yang aku
pelajari ini akan sangat berguna bagi kehidupanku dan mungkin kehidupan orang
di sekitarku.“
Rembulan Tenggelamdi Wajahmu adalah salah satu karya dari Bang Tere. Darinya aku belajar banyak
hal :
1. Bersyukur dengan hidup, dengan keputusan
Tuhan.
2. Belajar memahami hidup dari berbagai sisi.
3. Belajar menyikapi kehilangan.
4. Belajar untuk tidak menuruti hawa nafsu,
tidak balas dendam, tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan. Tetap berbuat
baik, dengan pemahaman yang baik.
5. Belajar memaafkan, penerimaan akan masa lalu
yang kelam.
6. Belajar kesederhanaan dan ketulusan
menyayangi seseorang.
7. Belajar pengabdian yang tulus untuk mencari
sebuah ridha.
8. Belajar bekerja keras meraih mimpi dan
cita-cita.
9. Belajar menghargai orang-orang yang berada di
bawah kita, memuliakan mereka, seperti para pekerja yang berada di bawah kita.
10. Belajar memuliakan anak yatim, bukan menganiaya dan memanfaatkan mereka.
11. Belajar memaknai kesempatan yang diberikan
oleh Tuhan.
12. Belajar akan kesetiaan.
13. Belajar akan mengakui kesalahan dan
menghadapi kenyataan, bukan menghindarinya.
14. Belajar bahwa apa yang kita lakukan akan mengakibatkan
hukum sebab akibat yang nantinya membentuk sebuah siklus dengan akhir yang
kembali pada diri kita sendiri.
15. Belajar untuk tidak terlalu mencintai dunia
dan segala isinya.
Terima kasih Bang
Tere atas pesanmu selama ini. Terima kasih Tuhan atas kesempatan belajar
melalui novel-novel Bang Tere.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan sahabat memberikan saran,komentar, ataupun kritik. Namun, ingat yaaa, tetap jaga kesopanan ^_^