[12:51, 8/12/2014] Isa Shofi :
Pengumuman penting
[12:52, 8/12/2014] Isa Shofi :
InsyaAllah akhir bulan ini pulang ke bpn
Deg!!!
Lantunan ayat suci pun terhenti begitu saja. Bulir-bulir bening begitu saja
mengalir. Mengalir tak henti-henti. Entah sekitarku menyadari atau tidak. Lemas
rasanya. Bayangan-bayangan itu pun mulai bermunculan.
Tak ada lagi yang akan menyambut
kepulanganku ke rumah dengan celoteh riang “ammaaaaaaaaaahhhh…”
Tak ada lagi yang meminta
digendong, diajak memutari kampung naik motor.
Tak ada lagi yang berisik
menggelar lapak mainan saat waktunya jam tidur malam.
Tak ada lagi yang harus kujemput
ke rumah tetangga karena sudah waktunya pulang dari bermain.
Tak ada lagi yang meminta makan
sambil melihat kuda milik tetangga.
Tak ada lagi yang malam-malam
membangunkanku dengan tangis kehausannya.
Tak ada lagi yang ribut dengan
suara “Mbah putrii..Mbah putri..”
Tak ada lagi yang semangat
meminta jus jambu.
Tak ada lagi yang mengganggu Mbah
kakungnya.
Tak ada lagi yang merajukku membuka
laptop untuk nonton Upin Ipin.
Tak ada lagi yang berebut mainan
pasir bersama truk-truknya.
Tak ada lagi yang tiba-tiba
menyanyi Topi Saya Bundar.
Tak ada lagi yang akan semangat
menyanyikan “Semangat..Semangat..”
Tak ada lagi yang meminta
dibelikan sate lonthong.
Tak ada lagi yang meminta Sari
Roti cokelat.
Tak ada lagi yang merengek
meminta “cucis..cucis..”
Tak ada lagi yang kebingungan
berteriak “inguuss..inguuuss…”
Tak ada lagi yang akan tersenyum
cantik tiap aku panggil namanya “Aisyaaaahhh…”
Tak ada lagi suara menghibur
“adek bayiiiiii…”
Tak ada lagi suara menggemaskan
“adek copiaa..”
Tak ada lagi…tak ada lagi..wangi
tubuh bayimu..
Tak ada lagi jemuran baju-baju
imut itu..
Tak ada lagi.. tak ada lagi.. tak
ada lagi kalian dalam rumah besar itu.
Lengang..sepi…
Ammah pasti merindukanmu, Mas
Isa.. Mbak Shofi..Adek Aisyah..
Ammah Amrih akan sangat
merindukan kaliaaannn….
Mengapa
ini begitu cepat…??? Nasihat-nasihat pun mulai menghiburku. Aku mulai
menyadari, inilah keputusan terbaik. Meski terkesan begitu cepat, tetapi ini
untuk kepentingan bersama. Tumbuh kembang mereka akan lebih baik jika bersama asuhan
kedua orang tuanya, tidak hanya asuhan ibunya saja. Bahkan cita-citakupun juga
tak pernah ingin terpisah dari suami dan anak-anakku kelak. Aku dan suamikulah
yang akan mendidik dan mengasuh anak-anakku. Bukan simbahnya, bukan pengasuh,
bukan orang lain. Selain itu, fitnah wanita juga bertebaran dimana-mana. Sekuat
apapun iman seorang laki-laki, akan jauh lebih baik jika ia tidak terpisah dari
isterinya, meski hanya sementara. Kebersamaan keluarga, itu lebih penting. Ya, ammah
telah ikhlas dengan kepergian kalian sayaaaangg…
I’ll
miis you all..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan sahabat memberikan saran,komentar, ataupun kritik. Namun, ingat yaaa, tetap jaga kesopanan ^_^